×
Ad

Menbud Resmikan Penataan Kawasan dan Pemugaran KCBN Muarajambi

Dhafin Armia - detikNews
Jumat, 19 Des 2025 10:03 WIB
Foto: Dok. Kemenbud
Jakarta -

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon meresmikan Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi serta Purna Pugar Candi Parit Duku, Candi Gedong I, Mandapa dan Gapura Candi Tinggi, Candi Alun-Alun, dan Candi Teluk 1, Jambi, Kamis (18/12). Peresmian yang ditandai dengan penandatanganan prasasti ini menegaskan komitmen pemerintah dalam pelindungan dan pemajuan kebudayaan melalui upaya pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan kawasan cagar budaya.

Dalam kesempatan tersebut, Fadli menegaskan KCBN Muarajambi merupakan salah satu kawasan cagar budaya terpenting di Indonesia, sekaligus warisan peradaban dunia. Kawasan ini diyakini sebagai peninggalan penting dari Kerajaan Sriwijaya, yang pada masanya berfungsi sebagai pusat pembelajaran, bangunan suci, atau kompleks pendidikan keagamaan berskala besar.

"Muarajambi ini luar biasa. Luasnya mencapai sekitar 3.950 hektar dan terdiri atas kurang lebih 115 struktur candi. Dari temuan arkeologis, kawasan ini diperkirakan berkembang sejak abad ke-6 hingga abad ke-13, sehingga menjadikannya sebagai salah satu kompleks percandian yang sangat besar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (19/12/2025).

Ia menjelaskan, hingga saat ini pemugaran telah dilakukan pada 12 candi dan ke depan, Kementerian Kebudayaan akan mendorong kembali percepatan pemugaran pada situs-situs utama dengan tetap menjunjung tinggi prinsip keaslian, ilmiah, serta pengawasan ketat dari para ahli.

"Revitalisasi dan pemugaran Muarajambi harus dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Kami membuka peluang skema public-private partnership, namun seluruh prosesnya tetap berada dalam pengawasan para arkeolog, sejarawan, ahli arsitektur cagar budaya, serta tokoh-tokoh umat Buddha yang memahami struktur dan nilai spiritual percandian," jelasnya.

Menurut Fadli, Muarajambi memiliki signifikansi global. Sejumlah tokoh besar dunia Buddhisme, seperti Atisha, Dharmakirti, dan Satyakirti, tercatat pernah belajar di kawasan ini.

Ia mengatakan, bahkan terdapat bukti sejarah berupa prasasti tembaga abad ke-9 yang dikirim Raja Balaputradewa kepada penguasa Dinasti Pala di India, yang berkaitan dengan pendirian pusat pembelajaran di Nalanda. Fakta ini menunjukkan bahwa Muarajambi memiliki peran penting dalam jaringan intelektual dunia, bahkan lebih awal dibandingkan Nalanda.

Berbagai upaya penataan dan revitalisasi KCBN Muarajambi terus dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V. Penataan kawasan dilakukan pada area seluas kurang lebih 150 hektar, meliputi pembangunan infrastruktur jalan penghubung, normalisasi kanal, penyediaan fasilitas pendukung seperti toilet, serta ruang-ruang aktivitas budaya yang melibatkan masyarakat sekitar.

Revitalisasi juga mencakup penguatan ekosistem ekonomi dan budaya lokal, antara lain melalui dukungan terhadap UMKM, kelompok ekonomi kreatif, pengelolaan perahu kanal, pasar dusun, hingga rintisan konsep living museum yang direncanakan mulai berjalan pada awal tahun depan. Selain itu, Kementerian Kebudayaan tengah merampungkan pembangunan museum di atas lahan sekitar 30 hektar, dengan tapak bangunan seluas 9 hektar, yang dilengkapi ruang koleksi utama, ruang immersive, teater, amphitheater, ruang diskusi dan seminar, serta area UMKM gastronomi dan cenderamata.

Di bidang pelestarian cagar budaya, pemugaran telah dilakukan pada sejumlah candi, antara lain seperti Candi Teluk, Candi Tinggi, Candi Gedong I, Candi Parit Duku, dan Candi Koto Mahligai. Meski demikian, dari total 115 struktur cagar budaya yang ada, baru 12 yang telah dipugar, sehingga upaya pelestarian masih akan terus berlanjut secara bertahap.

Hadir dalam peresmian tersebut, Gubernur Jambi, Al Haris; Ketua Umum DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), Hartati Murdaya; Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V, Agus Widiatmoko; serta jajaran Pemerintah Provinsi Jambi dan Kementerian Kebudayaan.

Menutup rangkaian kegiatan, Fadli menyampaikan harapannya agar KCBN Muarajambi ke depan tidak hanya menjadi pusat pelestarian sejarah dan kebudayaan, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

"Kita ingin Muarajambi berkembang sebagai destinasi wisata religi, wisata budaya, wisata sejarah, sekaligus wisata alam dan kuliner. Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, para ahli, dan masyarakat, Muarajambi diharapkan tumbuh sebagai ruang hidup kebudayaan yang memberi manfaat nyata bagi warga sekitar, sekaligus menarik minat wisatawan nusantara dan mancanegara," tandasnya.

Tonton juga video "Indonesia Berhasil Pulangkan Fosil Java Man dari Belanda"




(akn/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork