×
Ad

Ragam Komentar Usai BGN Usul 'Power Rangers' Jadi Sopir MBG

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 18 Des 2025 06:27 WIB
Foto: Pria berkostum power rangers antar MBG di Parepare. (Ardiansyah/detikSulsel)
Jakarta -

Badan Gizi Nasional (BGN) mengeluarkan usulan terbaru dalam penyaluran makan bergizi gratis (MBG). Sopir mobil pengantar MBG diminta mengenakan kostum Power Rangers.

Usulan itu dilontarkan oleh Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang. Dia berharap gimik kostum itu menaikkan nafsu makan anak-anak penerima MBG.

Minta SPPG dan Relawan Kreatif Salurkan MBG

Dilansir Antara, Rabu (17/12/2025), Nanik awalnya meminta setiap satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) memberikan edukasi gizi untuk para penerima manfaat MBG di sekolah. Dia menyebut kepala SPPG bisa tampil bersama para guru untuk menjelaskan kandungan gizi dalam setiap porsi MBG yang mereka makan dan manfaatnya bagi pertumbuhan para siswa.

"Minta waktu satu jam (kepada kepala SPPG) untuk menjadi guru di kelas, nanti ganti ke kelas berikutnya. Jelaskan soal pentingnya makan bergizi," kata Nanik.

Nanik mengatakan SPPG juga bisa bekerja sama dengan tenaga ahli kesehatan di Puskesmas, kader posyandu, maupun PKK untuk memberikan penyuluhan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Selain itu, SPPG juga bisa bekerja sama dengan lurah untuk membuat forum pertemuan di desa-desa terkait penyuluhan gizi dan menjelaskan tentang MBG.

Dia lalu mengapresiasi kepala SPPG, akuntan, ahli gizi, mitra, serta relawan dapur yang kreatif untuk pendidikan gizi anak-anak. Misalnya, untuk mendorong minat anak-anak makan sayuran, pengantar hidangan MBG memakai kostum Power Rangers.

"Kami berikan pengemudi itu kostum Power Rangers, jadi antusiasme mereka itu makin tinggi. Bilang ke siswa, besok saya akan bawa Power Rangers ke sini lagi, kalau pada mau makan sayur. Besok tak (saya) bawakan jajan, sekali-sekali bawakan burger atau apa, gitu, tetapi dengan catatan makan sayur," katanya.

PAN Nilai Usulan BGN Gimik Berisiko

Kapoksi Fraksi PAN Komisi IX DPR RI, Ashabul Kahfi, menyoroti usulan Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang terkait sopir mobil pengantar menu MBG memakai kostum Power Rangers. Ashabul menilai usul itu tak substansial dan berisiko menimbulkan polemik di publik.

"Menurut saya, program Makan Bergizi Gratis ini adalah program yang sangat serius dan menyangkut langsung kesehatan serta masa depan anak-anak kita. Karena itu, pendekatan yang digunakan juga harus mencerminkan keseriusan negara dalam memenuhi hak dasar anak atas gizi yang layak," kata Ashabul mengawali pendapatnya, Rabu (17/12/2025).

Ia tak sepakat dengan usulan sopir MBG memakai kostum Power Rangers. Ashabul menilai usul itu tak substansial dan mengarah ke sensasional.

"Terkait usulan sopir MBG menggunakan kostum Power Rangers, saya memahami bahwa niat awalnya mungkin untuk menarik perhatian dan membangun antusiasme anak-anak," kata Ashabul.

"Namun saya melihat hal ini bukanlah solusi yang substansial. Justru berpotensi menimbulkan polemik di ruang publik karena fokus masyarakat bisa bergeser dari tujuan utama program ke hal-hal yang bersifat simbolik dan sensasional," sambungnya.

Ia menekankan bahwa yang harus menjadi PR bagi BGN adalah memastikan menu yang dihadirkan memenuhi gizi para siswa. Ia menyoroti permasalahan program MBG yang masih dikeluhkan oleh masyarakat RI sampai saat ini.

"Yang seharusnya menjadi perhatian utama kita saat ini adalah bagaimana memastikan makanan yang dibagikan benar-benar bergizi, aman dikonsumsi, terdistribusi tepat waktu, serta menjangkau seluruh anak yang berhak," kata Ashabul.

"Di saat masih ada persoalan pemerataan layanan dan kualitas pelaksanaan di lapangan, saya kira kurang tepat jika energi dan wacana publik diarahkan pada hal-hal yang tidak esensial," sambungnya.

Ashabul mengatakan semestinya BGN meningkatkan edukasi gizi ke sekolah-sekolah. Ia mewanti-wanti usulan tersebut hanya menimbulkan gimik yang berisiko.

"Kalau memang ingin meningkatkan ketertarikan dan kesadaran anak-anak, pendekatannya bisa melalui edukasi gizi yang lebih baik di sekolah, keterlibatan guru dan tenaga kesehatan, serta komunikasi yang ramah anak tanpa harus berlebihan. Negara hadir dengan cara yang mendidik, bukan dengan gimik yang berisiko disalahpahami," ungkapnya.




(ygs/fas)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork