Hujan deras yang mengguyur wilayah Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur sejak awal Desember 2025 mengakibatkan banjir besar yang merendam ribuan rumah. Banyak warga kehilangan harta benda, bahkan nyawa serta dokumen penting seperti Kartu Keluarga (KK) dan KTP-el hanyut bersama arus.
Tim Tanggap Darurat Bencana Ditjen Dukcapil untuk Provinsi Aceh yang dipimpin Direktur Dafdukcapil, Muhammad Farid dan Direktur Bina Aparatur, Erliani Budi Lestari datang membawa peralatan lengkap, mulai dari alat perekaman, printer, blangko KTP-el, ribbon, film, hingga perangkat pendukung seperti power station, solar panel, dan Starlink.
Di Desa Tanong Panjong Tok Blang, Aceh Timur, warga berkumpul di posko pengungsian dengan wajah letih. Banyak keluarga kehilangan rumah, sementara anak-anak hanya berbekal pakaian seadanya. Dokumen kependudukan yang hilang membuat mereka khawatir tidak bisa mengakses bantuan sosial maupun layanan kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Farid mencoba menenangkan masyarakat. Dia menyampaikan pelayanan jemput bola ini bukan sekadar melayani pergantian dokumen kependudukan yang rusak atau hilang.
"KK dan KTP-el yang kembali dimiliki warga adalah pintu untuk mendapatkan bantuan, layanan kesehatan, dan pendidikan. jadi Bapak-Ibu mohon tetap merasa tenang, sebab negara tidak meninggalkan kita," kata Farid dalam keterangannya, Selasa (16/12/2025).
Khusus pelayanan di Kabupaten Aceh Tamiang harus disokong oleh Dinas Dukcapil Kabupaten Langkat sebagai wilayah penopang, mengingat kantor setempat rusak parah akibat bencana. Sementara itu, Erliani menyoroti semangat tim di lapangan.
"Meski listrik padam, solar terbatas, dan jaringan terputus, tim tetap bekerja dengan dukungan solar panel dan Starlink. Dedikasi ini menunjukkan bahwa pelayanan Dukcapil tidak pernah berhenti, bahkan di tengah bencana," katanya.
Kepala Dinas Registrasi Kependudukan Aceh, Teuku Syarbaini menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi atas kehadiran tim pusat.
"Masyarakat kami kehilangan banyak hal, tapi kehadiran Dukcapil memberi harapan baru. Penyerahan KK langsung di desa terdampak menjadi bukti nyata bahwa negara hadir di tengah penderitaan warga. Ini menenangkan hati masyarakat yang sedang berduka," ungkapnya.
Secara terpisah, Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi menegaskan bahwa pelayanan ini adalah wujud nyata kehadiran negara.
"Kami tahu masyarakat sedang berduka, kehilangan rumah dan harta benda. Tapi kehilangan dokumen kependudukan tidak boleh membuat mereka kehilangan hak sebagai warga negara. Dukcapil hadir untuk memulihkan rasa aman dan kepastian hukum bagi masyarakat Aceh," ujarnya.
Di tengah suasana duka, Tim Dukcapil di Provinsi Aceh hadir untuk memastikan hak identitas masyarakat tetap terjamin. Selama lima hari penugasan, 11-15 Desember 2025, pelayanan dilakukan di posko bencana, pengungsian, hingga desa-desa terdampak. Tim Dukcapil berhasil menerbitkan 2.881 dokumen kependudukan, terdiri dari 2.670 KK, 102 KTP-el, 42 biodata WNI, 62 akta kematian, dan 5 akta kelahiran.
Lebih lanjut, dengan semangat Dukcapil PRIMA, pelayanan tanggap darurat ini diharapkan mampu meringankan beban masyarakat terdampak bencana, memulihkan hak-hak kependudukan, dan memberikan kepastian bahwa negara selalu hadir di saat rakyat membutuhkan.
Lihat Video 'Korban Meninggal Akibat Bencana Sumatera Bertambah Jadi 1.053 Orang':
(akd/ega)










































