Kepala Basarnas Mohammad Syafii mengungkapkan kendala dalam proses identifikasi. Syafii mengatakan banyak korban bencana Sumatera yang ditemukan mengalami perubahan struktur tubuh.
"Saat ini memang kendala yang dihadapi di lapangan, bahwa dengan kurun waktu yang sudah lebih dari 10 hari ini, memang korban-korban yang ditemukan ini kebanyakan sudah berubah struktur, artinya struktur tubuh pada saat meninggal dalam kurun waktu sekian hari dalam kondisi lumpur," kata Syafii dalam rapat kerja Komisi V DPR, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/12/2025).
"Pada saat kita evakuasi memang tidak semuanya langsung bisa diidentifikasi, dan ini langsung kita serahkan ke DVI Polri untuk ditindaklanjuti, dan ini memang menjadi kendala tersendiri, lamanya identifikasi," sambung dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dia menjelaskan kendala evakuasi korban bencana banjir. Syafii mengatakan kondisi lumpur yang mengeras telah menyulitkan tim gabungan dalam mencari korban yang tertimbun.
"Dengan luas wilayah yang terdampak, kemudian kondisi bencana yang awalnya banjir bandang bercampur lumpur dengan material, saat ini kondisi lumpur sudah mulai mengeras, dan ini menjadi kendala tersendiri pada saat korban itu tertimbun di dalamnya," katanya.
Syafii mengatakan pihaknya telah mengerahkan anjing pelacak atau K9 dalam upaya pencarian korban. Dia mengatakan koordinasi dengan TNI Polri juga terus dilakukan.
Namun sayang, kata dia, ada beberapa anjing pelacak yang juga menjadi korban. Hal itu disebabkan faktor cuaca di Utara Sumatera.
"Walaupun memang ada beberapa juga yang menjadi korban. Artinya bahwa, kemarin sempat beberapa hari cuaca cukup panas, dan ternyata ini menimbulkan dehidrasi tersendiri bagi satwa yang melaksanakan operasi, sampai hari ini ada dua satwa K-9 yang ikut juga menjadi korban," paparnya.
Baca juga: Hilangnya Kampung Kami |











































