×
Ad

Penyebab Banjir Rob di Jakarta Utara dan Imbauan untuk Warga

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Senin, 08 Des 2025 13:19 WIB
Banjir luapan air laut (rob) masih menggenangi kawasan Jakarta International Stadium (JIS) di Jakut. Sejumlah motor mogok saat menerobos genangan rob. (Foto: Taufiq/detikcom)
Jakarta -

Di Jakarta, banjir rob muncul secara berkala dan berdampak pada aktivitas warga, khususnya di Jakarta Utara. Masyarakat perlu siap siaga untuk mengurangi risiko dari peristiwa tersebut.

Pemprov DKI Jakarta dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membagikan informasi seputar banjir rob di Jakarta Utara. Berikut ulasannya.

Apa Penyebab Banjir Rob di Jakarta Utara?

Mengutip dari akun Instagram @dkijakarta dan @dinaslhdki, dalam beberapa hari terakhir, Bulan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi. Kondisi ini disebut Perigee atau yang lebih dikenal dengan Supermoon. Pada jarak terdekat ini, gaya gravitasi Bulan terhadap Bumi meningkat.

Bersamaan dengan itu, Bulan juga berada pada fase Full Moon. Fase ini secara alami menyebabkan pasang air laut lebih tinggi karena posisi: Matahari-Bumi-Bulan berada pada satu garis. Ketika Supermoon dan Full Moon terjadi bersamaan, tarikan gravitasi Bulan menguat dan mendorong air laut naik lebih tinggi.

Kenaikan permukaan air laut akibat pasang maksimum akan paling terasa di daerah pesisir yang berada lebih rendah dari tinggi air laut saat pasang. Beberapa wilayah pesisir utara Jakarta memiliki kontur tanah rendah dan sebagian mengalami penurunan muka tanah, sehingga lebih rentan menerima limpasan air.

Saat pasang mencapai titik tertinggi:

  • Air laut dapat meluap melalui bibir pantai,
  • Merembes masuk lewat saluran drainase, atau
  • Menekan balik aliran sungai, membuat air sungai meluap ke daratan.

Hal-hal inilah yang memicu banjir rob. Air laut sementara naik ke daratan sebelum surut kembali dan bisa makin parah jika gelombang tinggi atau angin kencang ikut mendorong air ke pesisir.

Waspada Banjir Rob di Jakarta Utara sampai 10 Desember

Di sepanjang pesisir utara Jakarta, daratan bertemu laut hanya dengan selisih elevasi yang tipis. Ketika puncak pasang maksimum terjadi pada 1-10 Desember 2025 pukul 07.00 - 13.00 di wilayah-wilayah ini titik yang merasakan dorongan air laut.

  • Kamal Muara
  • Kapuk Muara
  • Penjaringan
  • Pluit
  • Ancol
  • Kamal
  • Marunda
  • Cilincing
  • Kalibaru
  • Muara Angke
  • Tanjung Priok
  • Kepulauan Seribu

Setiap lokasi merespons pasang dengan cara berbeda, dipengaruhi bentuk garis pantai, angin, dan kontur tanah yang sebagian terus turun dari tahun ke tahun.

Ketika air laut mencapai titik tertingginya, genangan mulai merayap ke daratan. Air mengisi cekungan-cekungan kecil, melintas di jalan pesisir, dan kadang masuk melalui celah saluran, menyebabkan dampak yang kurang nyaman, seperti:

  • Jalanan pesisir tergenang.
  • Aktivitas warga dan pergerakan kapal melambat.
  • Permukiman rendah menerima limpasan.
  • Area nelayan dan pelabuhan terpengaruh ritme pasang surut.

Imbauan untuk Warga Wilayah Jakarta Utara

Ketika laut bergerak mendekat, ini hal-hal yang bisa dilakukan.

  • Meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca dan kondisi air laut.
  • Menghindari aktivitas di daerah pesisir yang berisiko terkena banjir rob, terutama saat pasang tinggi.
  • Memastikan sistem drainase di sekitar rumah berjalan dengan baik untuk menghindari genangan air.
  • Pantau peringatan dini gelombang pasang melalui bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut
  • Unduh Buku Panduan Kesiapsiagaan: tiny.cc/bukusakusiagabanjir
  • Dalam kondisi darurat, hubungi 112

Simak juga Video: Jalan di Kawasan JIS Terendam Banjir Rob, Sejumlah Motor Mogok




(kny/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork