Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Hidayat Nur Wahid (HNW) mendapat apresiasi dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia terkait perjuangannya mendorong penambahan kuota petugas haji dari kalangan mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.
Hal ini disampaikan Koordinator Delegasi PPI Dunia Andika Ibrahim Nasution, mahasiswa asal University of Jordan bersama perwakilan mahasiswa dari Mesir, Yaman, Belanda, Prancis, dan negara lainnya saat bertemu HNW di ruang kerjanya di Gedung Nusantara 3 Kompleks Parlemen Jakarta, Jumat (5/12).
"Kami sangat bersemangat mendengar usulan tersebut, bahkan PPI Dunia sempat melakukan rapat secara online terkait rencana penambahan kuota pendamping haji dari mahasiswa, hingga lima jam lamanya. Semoga usulan tersebut menjadi kenyataan, karena menjadi bagian petugas jemaah haji banyak manfaatnya juga merupakan pengalaman yang sangat menarik," ujar Andika, dalam keterangannya, Sabtu (6/12/2025).
Andika menilai petugas haji dari kalangan mahasiswa, khususnya yang belajar di Timur Tengah, memiliki kelebihan tersendiri. Selain menguasai bahasa, mereka rata-rata sudah memahami kondisi di Mekkah dan Madinah, baik kondisi alam maupun kebiasaannya. Karena itu, meski berstatus petugas, para mahasiswa acap kali menjadi tulang punggung dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi jemaah haji, bahkan melebihi pendamping kloter.
Pendapat tersebut dibenarkan oleh mahasiswa Yarmouk University Jordan, Jibril Mahawisesa Perbowo. Menurut Jibril, saat menjadi petugas haji pada 2024, ia menghadapi situasi ketika seorang jemaah meninggal di hotel dan tidak ada seorang pun yang mengerti bahasa Arab sehingga proses pengurusan jenazah sempat terkendala.
"Saya mestinya bertugas di bagian konsumsi, tetapi melihat kondisi kurang baik, itu akhirnya saya turun tangan. Alhamdulillah, saya bisa berkomunikasi dengan pihak hotel, sehingga jenazahnya bisa segera diurus untuk dimakamkan," kenang Jibril.
Menanggapi harapan PPI Dunia, Hidayat mengakui petugas haji dari kalangan mahasiswa memang sangat penting. Mereka menguasai kondisi alam, memahami bahasa setempat, hingga aturan dan fikih haji. Karena itu, ia berharap para mahasiswa tak hanya membantu kebutuhan sehari-hari, tetapi juga urusan yang terkait pelaksanaan ibadah haji.
"Saya sudah perjuangkan, dan alhamdulillah Komisi VIII bersama Kementerian Haji dan Umrah sudah sepakat menjadikannya sebagai keputusan yang mengikat dan karenanya penting dilaksanakan, karena maslahatnya sangat besar dan nyata untuk kesuksesan pelaksanaan haji. Kini tinggal Kementerian Haji Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi, karena merekalah yang berhak menentukan jumlah petugas haji tahun 2026," ujar Hidayat.
Ia juga mengajak para mahasiswa ikut mengawal upaya tersebut dengan doa. Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Menteri Haji dan Umrah pada 5 November 2026, Hidayat memperjuangkan peningkatan layanan pelaksanaan haji 2026 serta penambahan kuota petugas haji dari unsur mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.
Hidayat beralasan mahasiswa dari berbagai kampus di Timur Tengah memiliki keahlian bahasa Arab, pemahaman tata cara berhaji, serta pengetahuan tentang budaya yang berlaku di Arab Saudi. Selain itu, dengan fisik yang prima, mereka dinilai dapat memberikan layanan optimal bagi jemaah haji Indonesia.
"Saya minta Menteri Haji mempertimbangkan serius aspirasi mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dengan melakukan rekrutmen lebih banyak lagi mahasiswa Indonesia di Timur Tengah sebagai tenaga musim yang mendampingi dan membantu jemaah haji Indonesia. Selain karena profesionalitas mereka, pelibatan ini juga sangat bermanfaat untuk mendukung keberlangsungan pendidikan mereka sebagai kader ulama penerus bangsa," tutup Hidayat.
Tonton juga video "MK Tolak Syarat Capres Minimal S-1, HNW: Guru SD Aja Ada Syarat Ijazah"
(akd/ega)