Densus 88-Disdik DKI Bahas Cegah Radikalisme Bareng Guru BK

Densus 88-Disdik DKI Bahas Cegah Radikalisme Bareng Guru BK

Audrey Santoso - detikNews
Selasa, 25 Nov 2025 14:58 WIB
Diskusi Densus 88-Disdik DKI dengan Guru BK
Diskusi Densus 88-Disdik DKI dengan Guru BK (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Densus 88 AT Polri bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan penguatan kapasitas bagi 400 guru bimbingan dan konseling (BK) SD, SMP, serta SMA/SMK se-Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini bertujuan memperkuat peran sekolah sebagai lingkungan aman dan bebas dari kekerasan dan paham radikal.

"Sekolah perlu menjadi benteng nilai kebangsaan dengan memastikan seluruh warganya-guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik-berperan aktif menjaga lingkungan belajar dari pengaruh intoleransi, kekerasan, serta konten negatif digital," kata Kadisdik DKI Jakarta Nahdiana kepada wartawan, Selasa (25/11/2025).

Direktur Pencegahan Densus 88 AT Polri yang diwakilkan oleh Kasubdit Kontra Ideologi Ditcegah Densus 88 AT Polri, Kombes Moh Dofir menegaskan perundungan atau bullying tidak boleh lagi dianggap masalah ringan. Dia meminta bullying harus segera ditangani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bullying, trauma, dan kerentanan ekstremisme harus ditangani sejak dini," ujarnya.

Sementara itu, psikolog Dr Naomi Soetikno menekankan bahwa memahami dinamika psikologis anak adalah fondasi penting dalam menangani kerentanan yang berpotensi dimanfaatkan kelompok radikal.

ADVERTISEMENT

"Guru BK diharapkan mampu menjadi early detector terhadap kondisi psikologis siswa," katanya.

Lebih lanjut, perwakilan kementerian PPPA, Prima Dea Pangestu, menegaskan bahwa guru BK memegang peran krusial sebagai garda terdepan dalam perlindungan anak, pencegahan eksploitasi, serta penguatan sikap moderasi beragama di lingkungan sekolah.

Akademisi & Peneliti jaringan Teror, Solahudin, menyoroti bahwa anak-anak saat ini hidup dalam dua dunia sekaligus, yaitu fisik dan virtual, yang menyimpan ancaman yang lebih sulit dilihat oleh orang tua maupun guru.

Adapun kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat sekolah sebagai ruang aman dan bebas ekstremisme serta meningkatkan kemampuan guru BK dalam mendeteksi dini dan mencegah kekerasan dan radikalisme di lingkungan pendidikan.




(zap/aud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads