Temuan tanaman langka Rafflesia hasseltii di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel) jadi sorotan dunia. Temuan ini menjadi bukti kayanya keberagaman hayati di Indonesia.
Penemuan tanaman langka merupakan kolaborasi The University of Oxford Botanic Garden and Arboretum dan Program RIIM Ekspedisi. BRIN berkolaborasi dengan dua lembaga riset dari Universitas Bengkulu dan Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu.
Namun, ada yang menjadi sorotan lain setelah ekspedisi ini. Dalam unggahannya, Oxford University tak mencantumkan peneliti asal Indonesia saat mengumumkan temuan Rafflesia hasseltii.
"Kemarin, @thorogoodchris1 dari Oxford Botanic Garden's menjadi bagian dari tim yang menjelajahi hutan hujan Sumatra (sebuah pulau di Indonesia) yang dijaga harimau siang dan malam untuk menemukan Rafflesia hasseltii," tulis akun @University of Oxford, dilihat Senin (24/11/2025).
Unggahan akun @University of Oxford itu turut menyertakan video saat Rafflesia hasseltii. Terlihat seorang pria menangis sambil mendokumentasi temuan tanaman langka itu.
"Terima kasih Pak Iwan," ujar pria asal Indonesia itu.
"We made it," sahut peneliti asal Oxford University, Chris Thorogood.
Cuitan akun Oxford University pun langsung direspons netizen Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan turut berkomentar.
Anies menjelaskan peneliti asal Indonesia juga terlibat dalam ekspedisi tersebut. Anies meminta agar nama peniliti Indonesia juga ditulis.
"Kepada @UniofOxford, para peneliti Indonesia kita - Joko Witono, Septi Andriki, dan Iswandi - bukanlah NPC. Sebutkan juga nama mereka," tulis Anies.
Peneliti BRIN Ikut dalam Ekspedisi
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Joko Ridho Witono membagikan cerita dari lapangan usai penemuan Rafflesia hasseltii.
Ditemukannya Rafflesia hasseltii menurut Joko semakin menegaskan posisi Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman Rafflesia tertinggi di dunia. Hingga kini, tercatat ada 16 jenis Rafflesia yang telah terdata di Indonesia.
Dari 16 jenis tersebut, tim BRIN telah mengantongi 13 sampel untuk dianalisis DNA-nya. Analisis DNA ini memiliki tujuan besar pada proses konservasi Rafflesia di habitat aslinya.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kami memahami hubungan kekerabatan genetik antarjenis Rafflesia dan memastikan konservasinya di habitat asli," katanya dikutip dari laman resmi BRIN, Senin (24/11/2025).
Joko menyebut riset terhadap Rafflesia punya tantangan besar di lapangan. Rafflesia merupakan tumbuhan holoparasit yang bunganya hanya mekar beberapa hari saja.
Bunga ini biasanya tumbuh di area terpencil yang sulit diangkat. Untuk itu, menemukan Rafflesia dalam kondisi bunga mekar bukanlah hal mudah.
"Dibutuhkan informasi akurat dari komunitas lokal agar penelitian tidak sia-sia," tuturnya lagi.
Salah satu anggota komunitas lokal, Septian Riki viral di media sosial. Septian Riki yang berasal dari Komitas Peduli Puspa Langka Bengkulu tak kuasa menahan tangis kala melihat bunga Rafflesia hasseltii mekar di habitat aslinya.
(idn/dhn)