Jamu hingga Jajanan Kukusan Diburu Gen Z

Jamu hingga Jajanan Kukusan Diburu Gen Z

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 23 Nov 2025 20:06 WIB
Sarapan Kukusan dan menunya yang tengah viral di media sosial.
Menu Sarapan Kukusan Lagi Viral, Begini Isian dan Rasanya (Foto: detikFood)
Jakarta -

Anak muda semakin menggandrungi gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Tak terkecuali dari minuman hingga makanan yang dikonsumsi setiap waktunya.

Fenomena generasi muda, Gen Z, yang menggemari jamu hingga makanan kukusan banyak ditemui saat ini. Alhasil tak sedikit pedagang atau UMKM yang berlomba-lomba menghadirkan olahan tersebut untuk mempermudah para Gen Z ini menerapkan hidup sehat.

Anak-anak Gen Z banyak mengunggah momen minum jamu dari penjual keliling. Bersama teman sebaya, mereka menenggak jamu yang kaya rasa dan manfaat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antara video yang diunggah di media sosial (medsos), anak-anak muda ini memesan beras kencur, kunyit asem, hingga brotowali. Sensasi pedas hangat, asem segar, hingga pahit mereka nikmati bersama.

ADVERTISEMENT

Tren ini ramai disebut dengan 'party jamu'. Ada juga yang memakai sebutan 'open table jamu'. Tren solusi sehat dan hilang penat ini sedang jamak mereka bagikan bahkan ada videonya yang mendapatkan views ratusan ribu kali.

Selain jamu, olahan makanan kukusan juga mulai digandrungi oleh anak muda. Tak sedikit dari mereka yang kini berburu kukusan umbi-umbian.

Jamu Jadi Pilihan Minuman Favorit Anak Muda

Riris (25) seorang perantau dari Medan, Sumatera Utara (Sumut) mengaku sudah lama mengkonsumsi jamu. Di luar manfaat kesehatan, dia juga menilai tren ini bisa meningkatkan ekonomi para penjual jamu tradisional.

"Kalau viral dan banyak yang cari, ibu-ibu jamu juga bisa tetap eksis ya dagangnya, otomatis jadi lebih mudah nyari bakul jamu," kata Riris kepada wartawan, Sabtu (22/11/2025).

Riris menilai jamu punya manfaat untuk kesehatan sebagai detoks alami dari rempah-rempahan yang diramu. Nilai plus lainnya, para Gen Z tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan manfaat tersebut.

"Terus manfaat buat anak-anak muda juga jadi detoks alami tanpa boncos. Secara jamu minuman enak, sehat dari bahan alami dan tentu harganya terjangkau," ujarnya.

Riris terbiasa minum jamu sejak kecil dengan pilihan favorit kunyit atau kunir asem dan beras kencur. Anak muda sering menggunakan ungkapan 'asmara hancur, beras kencur meluncur' sebagai kiasan jamu yang menjadi solusi kegalauan.

"Jamu itu beneran enak banget. Rasanya minuman paling pas aja di aku. Favoritku kunir asem sama beras kencur, terbaik itu dua, ditambah sensasi jahe anget di akhir, the best pokoknya," ujarnya.

Dia memilih jamu juga karena tak cocok dengan efek samping minum-minuman anak muda kekinian di kafe. Intinya, jamu membuatnya sehat dan nyaman di perut.

"Aku tuh Gen Z yang nggak bisa minum kopi, kalau kena kopi perutku nggak enak, dadanya juga deg-degan terus. Nggak tahu karena cafein atau laktosa ya," kata Riris, Gen Z perantau asal Medan ini.

"Sama juga kalau minuman keras, walaupun cuman bir yang 0, berapa persen doang mesti badanku gatal-gatal merah gitu. Emang sangat tidak Gen Z gaul," lanjutnya.

Tren Sehat 'Party Jamu' di Kalangan Gen Z

Anak Gen Z lainnya, Syifa (27), juga mendukung tren 'party jamu' yang viral. Dia juga sepaham soal tren minum jamu bisa membantu UMKM para penjual jamu tradisional.

"Bagus ya kalau dengan adanya tren ini jadi banyak anak muda yang beli jamu, rempah-rempahan asli, aku percaya khasiatnya sih, dan bisa ngebantu hidupin UMKM juga, buat para penjual jamu keliling. Kalau bukan kita yang beli kan siapa lagi," ujar Syifa.

Syifa mulai sering minum jamu sejak kuliah. Dia biasa membeli kunyit asem saat sedang haid dan daun sirih untuk proses detoks.

Dia membeli jamu di penjual tradisional yang lewat depan rumah, baik yang mengendarai sepeda ataupun jamu gendong.

Dia membeli jamu di penjual tradisional yang lewat depan rumah, baik yang mengendarai sepeda ataupun jamu gendong.

"Aku biasanya beli jamu yang kunyit asem waktu lagi haid sih, kalau lagi nggak lancar, pasti selalu beli itu. Terus kalau lagi ngerasa badan nggak enak kayak rasa banyak racun gitu aku beli yang daun sirih," ujar Syifa.

Syifa mengaku belum mencoba semua jenis jamu termasuk brotowali. Namun, dia menyakini manfaat baik jamu untuk tubuh.

Penjual Jamu Bahagia

Seorang penjual jamu tradisional di wilayah Pancoran, Jakarta Selatan, Sumiati (65), mengaku sudah berjualan sejak tahun 1995. Sumiati senang karena pelanggan jamunya dari kalangan anak muda atau Gen Z semakin bertambah.

"Alhamdulillah senang banget, malah tak ledekin, sini jamu biar sehat, semangat, banyak anak-anak muda lah. Tadinya nggak doyan jamu jadi doyan jamu, yang nggak doyan dikira pahit. Padahal nggak semua jamu pahit, pahit kan dipisah," kata Sumiati.

Di bercerita, anak muda yang membeli jamunya biasanya memesan kunir asem dan beras kencur. Dia mengatakan jamu dengan bahan rempah itu bibeli anak muda untuk mengurangi rasa pegal hingga mengurangi sakit atau nyeri pada lambung saat datang bulan.

"Yang beras kencur kan ilangin pegel-pegel, yang kunir itu buat lambung, buat seger badan. Kalau lagi haid kurang lancar, jadi lancar gitu," ujarnya.

Gen Z Kecewa Tak Temukan Jajanan Kukusan

Jajajan kukusan yang berasal dari umbi-umbian kini juga digemari oleh Gen Z. Tak sedikit dari mereka yang kecewa tak menemukan jajanan yang ramai dikunjungi publik.

Mega (26), salah satunya, mengatakan alasan ke CFD Margonda, Depok untuk berolahraga santai. Sembari itu, ia melihat-lihat dan mencari makanan kukusan yang sehat.

"Iya (jogging) sambil liat-liat. Kebetulan belum sarapan, ke sini (CFD) baru nyari makanan dikukus, ubi gitu," ujar Mega saat ditemui detikcom, Minggu (23/11/2025).

CFD di Depok ramai dipadati warga pada Minggu (19/10/2025)CFD di Depok ramai dipadati warga pada Minggu (19/10/2025) Foto: (Devi Puspitasari/detikcom)

Mega mengatakan sulit menemukan jajanan sehat dikukus berupa ubi, pisang, singkong dan semacamnya. Akhirnya, dia pun memilih jajan batagor di CFD Depok.

"(Mau beli kukusan) nggak nemu, (akhirnya) ke situ tadi jajan batagor.Mau sih (beli) tapi belum nemu. Soalnya lebih rame jajajan nggak sehat ya hahaha," jelasnya.

Dia mengatakan meski tak suka dengan makanan sehat yang dikukus, ia mulai berusaha membiasakan diri.

"Maksudnya karena banyak pilihannya jadi langsung kayak karena nggak yaudah maunya batagor. Suka sih nggak, mulai biasain biar nggak jompo, kalau ubinya aja aku suka banget," tuturnya.

Warga lainnya, Tifani (23) mengatakan ia datang jogging bersama ibunya ke CFD Depok. Sama seperti warga lainnya, selain berolahraga Tifani datang ke CFD untuk berburu kuliner.

"(Ke CFD) sama mama, tapi nunggu di sana. (Cari makanan yang dikukus nggak) mama suka kukus-kukus sih. Tapi nggak beli karena setiap hari mama ada aja kukus-kukus ubi singkong. Tadi belinya buah potong ya tetep sehat hehe," ucapnya.

Halaman 6 dari 5
(dwr/dwr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads