×
Ad

Selain Eks Dirjen Pajak, Bos Djarum Juga Dicegah Terkait Dugaan Korupsi Pajak

Rumondang Naibaho - detikNews
Jumat, 21 Nov 2025 11:11 WIB
Ilustrasi gedung Kejagung (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Kejaksaan Agung (Kejagung) mencegah mantan Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi ke luar negeri terkait kasus dugaan korupsi pajak pada 2016-2020. Selain Ken, Direktur Utama PT Djarum Victor Rachmat Hartono ternyata juga masuk daftar dicegah.

Nama-nama pihak yang dicegah disampaikan Plt Dirjen Imigrasi Yuldi Yusman. Yudi mengatakan pengajuan pencegahan ke luar negeri itu diajukan Kejagung.

Total ada lima orang yang dicegah ke luar negeri sejak 14 November 2025 hingga enam bulan ke depan. Lima orang yang dicegah itu adalah:

1.⁠ ⁠Ken Dwijugiasteadi selaku mantan Dirjen Pajak Kementerian Keuangan
2.⁠ ⁠Direktur Utama PT Djarum Victor Rachmat Hartono
3.⁠ ⁠Karl Layman
4.⁠ ⁠Heru Budijanto Prabowo
5.⁠ ⁠Bernadette Ning Dijah Prananingrum

Kapuspenkum Anang Supriatna membenarkan bahwa 5 nama tersebut dicegah.

"Benar, Kejaksaan Agung sudah meminta pencekalan terhadap beberapa pihak tersebut dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi memperkecil kewajiban pembayaran perpajakan perusahaan atau wajib pajak pada 2016-2020 oleh oknum/pegawai pajak pada Direktorat Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia," kata Anang saat ditanya perihal nama-nama tersebut.

"Ia (kelimanya saksi)," ucap Anang.

Kejagung memang tengah mengusut dugaan suap di balik permainan pajak yang diduga dilakukan salah satu oknum pegawai di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada 2016-2020. Kejagung belum benar-benar mengungkap perkara itu meski sudah melakukan sejumlah penggeledahan.

"(Modusnya) memperkecil kewajiban pembayaran perpajakan perusahaan atau wajib pajak 2016-2020 oleh oknum pegawai pajak," kata Anang Supriatna.

Anang belum mengungkap perusahaan mana yang menjadi wajib pajak tersebut. Yang jelas, menurut Anang, ada imbalan atau suap yang ditujukan kepada si oknum pegawai pajak itu untuk 'memainkan' besaran pajak yang seharusnya dibayarkan perusahaan itu.

"Dia ada kompensasi untuk memperkecil. Kalau ini kan maksudnya ada kesepakatan dan ada pemberian itu, suaplah. Memperkecil (pembayaran pajak) dengan tujuan tertentu terus ada pemberian," tutur Anang.

Kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan. Namun jaksa belum membeberkan detail duduk perkaranya.

Tonton juga video "Pemilik Hotel Da Vienna Batam Jadi Tersangka Korupsi Pajak"

Saksikan juga Blak-blakan: Upaya Eri Cahyadi Menggaet Turis lewat "Surabaya Holiday Super Sale"




(whn/dhn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork