×
Ad

MAKI Sentil 4 Gubernur Riau Terlibat Korupsi, Singgung Biaya Politik Mahal

Anggi Muliawati - detikNews
Jumat, 07 Nov 2025 05:33 WIB
Foto: Koordinator MAKI Boyamin Saiman (Wildan Noviansah/detikcom)
Jakarta -

Koordinator MAKI Boyamin Saiman menyoroti kasus korupsi yang melibatkan empat gubernur di Riau dalam beberapa tahun terakhir. Boyamin menilai hal itu terjadi lantaran biaya politik yang cukup tinggi.

"Penyebab utama kepala daerah itu karena, biaya politik tinggi, yaitu untuk menuju kepala daerah itu dana kampanye, dana juga mendapatkan rekomendasi dari partai politik itu juga tidak gratisan, maka dia sangat banyak (biaya) untuk menuju kepala daerah," kata Boyamin kepada wartawan, Jumat (7/11/2025).

Dia mengatakan akibatnya, banyak kepala daerah yang telah terpilih berupaya untuk mengembalikan modal awalnya. Salah satu caranya, kata dia, dengan melakukan praktik korupsi.

"Apa yang terjadi? Kalau toh dia orang kaya pun harus balik modal, minimal, apalagi dalam kasus Riau ini diduga juga ingin lebih kaya raya, maka otomatis potensi untuk korupsi itu besar. Jadi kuncinya itu membuat politik tidak berbiaya tinggi," ujar dia.

Boyamin mengusulkan agar gubernur ditunjuk langsung oleh pemerintah pusat untuk mencegah adanya praktik korupsi. Terlebih, menurutnya, gubernur bukan bagian otonomi daerah sesuai UUD 1945.

"Maka jabatan gubernur ya dihilangkan saja dari sisi pilkada, maksudnya tanpa pilkada, saran saya gubernur ditunjuk pemerintah pusat yang ada di daerah," katanya.

"Jadi artinya ditunjuk aja kaya penjabat (pj) gubernur kemaren, rata-rata malah bagus selama 2 tahun itu, relatif nggak ada yang korupsi dan menjalankan pemerintahannya dengan baik, mengurus anggaran dengan baik, membuat tata kelola pemerintahan yang baik juga gitu," sambungnya.

Selain itu, Boyamin menilai KPK harus memaksa pemerintah agar membuat tata kelola pemerintahan yang baik. Dia mengatakan semua hal yang berpotensi menjadi celah korupsi untuk ditutup.

"Yang dioprek itu kan mutasi promosi, proyek-proyek, (terus) izin, izin tambang, izin bangunan, segala macam itu yang dioprek, maka tiga hal itu dipastikan transparansi, kepastian," jelasnya.

Menurutnya, KPK tidak bisa terus menerus melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Boyamin menegaskan perlu ada perubahan tata kelola yang lebih baik.

"Tata kelola yang transparan kompetitif dan akuntabel itu harus, sehingga tidak ada celah korupsi, sehingga tidak akan terulang, kita paksa gubernur tidak bisa korupsi lagi," ujarnya.


(amw/rfs)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork