×
Ad

Menkop Hidupkan Semangat Cokroaminoto Lewat Gerakan Koperasi

Qonita - detikNews
Rabu, 05 Nov 2025 12:20 WIB
Foto: Kemenkop
Jakarta -

Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono mengungkapkan semangat tokoh besar Syarikat Islam (SI) Cokroaminoto dalam berkoperasi mampu mengilhami dakwah ekonomi di Indonesia. Disebutkan koperasi adalah sebuah sistem ekonomi kerakyatan yang didasarkan pada prinsip gotong royong untuk memperbaiki kondisi ekonomi rakyat.

"Terutama, bagi petani dan pedagang kecil. Cokroaminoto melihat koperasi sebagai solusi strategis untuk melawan penindasan ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan bersama," kata Ferry dalam keterangannya, Rabu (5/11/2025).

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri dan memberikan Pembekalan bagi Peserta Rakernas II Syarikat Islam (SI), di Jakarta, Selasa (04/11) malam. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Koperasi Sidogiri Abdul Majid Umar dan Ketua Umum SI Hamdan Zoelva.

Ferry mengatakan konsep koperasi sejatinya sejalan dengan nilai-nilai Islam dan prinsip syariah yang menekankan keadilan, kebersamaan, serta tolong-menolong dalam perekonomian umat.

Oleh karena itu, ia mengajak Syarikat Islam untuk bersama-sama membesarkan gerakan koperasi di Indonesia sebagai pilar ekonomi kerakyatan. Selain itu, Ferry juga menyampaikan dukungan penuh kepada Syarikat Islam untuk membentuk dan mengembangkan koperasi yang berlandaskan prinsip syariah demi kemajuan ekonomi umat.

"Dan saya mendapat amanah dari Presiden Prabowo Subianto untuk membesarkan kembali koperasi sebagai badan usaha yang merupakan perwujudan dari ekonomi konstitusi, yaitu ekonomi Pancasila," ujarnya.

Ferry menambahkan bahkan ketika para pendiri bangsa merumuskan Pasal 33 UUD 1945, di mana negara juga harus membentuk badan usaha yang karakternya sama sejalan dengan prinsip-prinsip keislaman.

"Mereka mempertautkan dengan nilai-nilai yang muncul dan hidup berkembang di masyarakat kita yang tentu saja banyak berakar dari nilai-nilai keislaman," imbuhnya.

Bentuk kongkrit dari amanah Presiden tersebut adalah membangun 80 ribu lebih Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di seluruh Indonesia.

"Itu untuk mempercepat ketinggalan koperasi dari badan usaha lain, BUMN dan swasta, setelah sekian puluh tahun terabaikan," jelas Ferry.

Ia mengakui ketika negara menandatangani Letter of Intent (LoI) dari IMF pasca krisis moneter 1998, yang memaksa sistem dan praktek ekonomi di Indonesia diserahkan kepada mekanisme pasar bebas. Negara diminta untuk tidak terlalu mengatur sistem dan praktek ekonomi.

"Disitulah terjadi proses memarginalisasi dari pelaku-pelaku yang kecil termasuk di dalamnya adalah koperasi," tutur Ferry.

Ia pun meyakini bahwa apa yang menjadi program strategis pemerintah saat membangun koperasi ini sama seperti apa yang dulu dilakukan tokoh-tokoh Sarekat Dagang Islam.

"Sama persis, di mana kita menolak kolonialisme, menolak dominasi asing, menolak penguasaan oleh segelintir orang," tegas Ferry.

Ia mencontohkan eksistensi Koperasi Pondok Pesantren Sidogiri sebagai sebuah koperasi sukses dan besar hingga mampu mendulang aset triliunan rupiah.

"Dan masih banyak Kopontren lain yang sukses dan besar, seperti Sunan Giri, At-Ittifaq, dan lainnya," tambah Ferry.

Maka, ia meyakini keberadaan Kopontren itu membuktikan bahwa koperasi dengan dakwah Islam itu satu nafas.

Tonton juga Video Tomohon International Flower Festival (TIFF) Jadi Bukti Semangat Kolaboratif Pengembangan Event Indonesia




(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork