Setahun Dinamika Prabowo dengan Jokowi-Mega dan SBY Versi Trias Politika

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Kamis, 23 Okt 2025 16:30 WIB
Presiden Prabowo Subianto. (Dok. YouTube Setpres)
Jakarta -

Lembaga survei Trias Politika melakukan analisis media monitoring satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Trias Politika mencoba menangkap dinamika hubungan Presiden Prabowo Subianto dengan para terdahulunya, yakni Joko Widodo (Jokowi), Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Media monitoring ini dilakukan selama periode 20 Oktober 2024-30 September 2025. Yang menjadi objek adalah pemberitaan tiga media besar paling banyak dibaca hingga kredibel bagi Trias Politika, yakni detikcom, Kompas, dan Tempo.

Trias Politika menganalisis 50 ribu pemberitaan dari tiga media besar dengan metode Media-Based Political Mapping atau metode pemetaan dinamika politik dengan menganalisis wacana dan intensitas pemberitaan media daring. Trias Politika lalu mengklasifikasikan arah relasi berdasarkan tema, tone, dan tren (menguat, stabil, melemah) pemberitaan.

Prabowo-Jokowi: Dari Bulan Madu ke Redefinisi Kekuasaan

Direktur Trias Politika Agung Baskoro mengatakan tiga bulan pertama, yakni Oktober, November, hingga Desember 2024, pemerintahan menjadi masa bulan madu politik antara Prabowo dan Jokowi. Ia menyebut transisi berlangsung mulus, penuh simbol penghormatan lantaran Jokowi hadir di berbagai momentum penting dan Prabowo menegaskan dirinya sebagai penerus visi pembangunan pendahulunya, dari IKN hingga hilirisasi industri.

"Kehangatan ini berlanjut ke Pilkada Serentak 2024, di mana keduanya tampak satu suara mendukung sejumlah kandidat yang sama. Keselarasan ini menunjukkan hubungan mereka tak hanya sejalan secara simbolik, tetapi juga taktis di lapangan politik," kata Agung dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).

Presiden Prabowo Subianto dan Jokowi (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Kemudian, masuk 2025, Agung menyebut hubungan keduanya diguncang isu 'matahari kembar' pada April-Mei 2025, tetapi masih tetap hangat. Meski demikian, ia menyebut kekhawatiran soal dua pusat kekuasaan cepat mereda, "Karena keduanya memilih menampilkan solidaritas simbolik di ruang publik," imbuhnya.

Ia mengatakan babak baru muncul pada Agustus-September. Ia menyinggung Prabowo memberi amnesti kepada tokoh-tokoh yang dulu dianggap berhadapan dengan Jokowi.

"Langkah ini secara politik membebaskan 'musuh-musuh' presiden sebelumnya, isyarat bahwa Prabowo mulai mendefinisikan kekuasaannya sendiri. Di sisi lain, Jokowi secara terbuka menginstruksikan relawannya mendukung Prabowo-Gibran dua periode, menandai pergeseran hubungan dari kedekatan personal ke keseimbangan kepentingan politik," ujar dia.




(maa/gbr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork