Mardiono Terpilih Jadi Ketum, Pengamat: Momentum PPP Bertransformasi

Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memutuskan kembali memilih Muhamad Mardiono sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi. Keputusan ini disahkan oleh pimpinan sidang yang juga Wakil Ketua Umum PPP, Amir Uskara, dengan dukungan mayoritas muktamirin sebagai pemilik hak suara gelaran Muktamar.

Direktur Eksekutif Ethical Politics, Hasyibulloh Mulyawan menilai momentum Muktamar X harus benar-benar menjadi titik balik Partai Persatuan Pembangunan untuk mulai bertransformasi.

"Dengan terpilihnya Mardiono sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi, tentu ini jadi momentum yang baik untuk PPP segera bertransformasi untuk kembali ke Parlemen pada Pileg 2029," kata Hasyibulloh, Minggu (28/9/2025).

"Salah satu wujud transformasi tentu dengan penyusunan kepengurusan yang berintegritas, amanah, dan fokus pada upaya pembenahan internal Partai serta taktis dan strategis menyusun rencana kerja menuju Pileg 2029," tambah Hasyibulloh Mulyawan yang juga mahasiswa Doktoral Ilmu Politik Universitas Nasional.

Terpilihnya Mardiono secara aklamasi menghadapi penolakan dari dari kubu lawan yang mengusung Agus Suparmanto. Namun demikian pengamat politik sekaligus Peneliti Citra Institut, Efriza menilai perbedaan pendapat atas hasil aklamasi dan mana kepemimpinan yang sah bisa dilihat dari SK Kementerian Hukum kedepannya.

"Sebagai proses politik tentu wajar jika ada perbedaan pendapat dan dinamika internal soal kepemimpinan yang sah, tinggal nanti dilihat SK Kementerian Hukum ke depan," kata Efriza.

"Hal yang justru tidak boleh terlewat adalah upaya untuk menyiapkan transformasi, bukan hanya untuk meraup elektoral di 2029 tapi juga mengembangkan pasar pemilih di kalangan gen Z dan pemilih pemula," tambah Efriza.

Sebagai informasi, Muktamar X PPP digelar di ancol Jakarta mengusung tema 'Transformasi PPP untuk Indonesia', forum permusyawaratan tertinggi di Partai berlambang Ka'bah ini dihadiri perwakilan DPW dan DPC seluruh Indonesia.