Sudah dua bulan berlalu sejak kebakaran besar melanda Pasar Taman Puring (Tampur) dan belum ada perbaikan akibat peristiwa tersebut. Pedagang yang terdampak kebakaran di Pasar Taman Puring masih menanti kepastian dari Pemprov DKI Jakarta.
"Mau secepatnya dibangun, biar bisa aktivitas secara normal. Kalau bisa secepatnya dibangun," kata seorang pedagang asal Tasikmalaya, Pari Sugilar, saat ditemui detikcom, Sabtu (27/9/2025).
Pari lebih berharap Pasar Taman Puring dibangun dibanding usulan relokasi. Sebab, sebagian besar perjuangannya dimulai dari tempat itu.
"Dibangun lagi saja. (Berjualan di Taman Puring) sejak tahun 1988. Hampir 37 tahun di sini dari masih gubuk derita," ucapnya.
Pria 53 tahun tersebut menceritakan kala itu dirinya memulai usaha dari bawah. Hingga terakhir, dia memiliki dua kios dan satu gudang yang menjual sepatu di Pasar Taman Puring.
Namun segala jerih paya itu ludes oleh api. Pari melihat langsung peristiwa itu, namun dia hanya mampu menyelamatkan tiang dari kiosnya.
"Habis semua, nggak ada tersisa. Kejadiannya magrib, ini sepasar ini habisnya 15 menit," ungkap dia.
Meski sempat berhenti berjualan, Pari tak mau lama-lama berduka. Dia memilih bangkit dan mulai berjualan kembali.
Bermodalkan sisa tiang yang mampu diselamatkan dari api, Pari menjajakan sisa stok sepatu miliknya di pinggiran pasar itu. Dia berjualan dengan latar puing-puing bangunan hangus akibat kebakaran.
"Mau kerja apa lagi, ya di jalani saja. Daripada di rumah bengong, nganggur, ya ini saja jalani aja," katanya tabah.
Sebagai informasi, Pasar Taman Puring dilanda kebakaran pada Senin (28/7/2025) malam. Setidaknya ada 600 kios terbakar dalam kejadian itu.
(kny/jbr)