Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji pidato Presiden RI Prabowo Subianto dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pakar hubungan internasional berbicara makna pujian dari Trump kepada Prabowo tersebut.
"Kekaguman Donald Trump terjadi karena naskah pidato Presiden Prabowo Subianto dibuat secara sistematis dan filosofis, dalam bahasa Inggris yang mudah dimengerti oleh publik," kata pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Teuku Rezasyah kepada wartawan, Kamis (25/9/2025).
Reza menilai Prabowo menguasai materi pidato yang dia sampaikan. Hal itu, kata dia, membuat Trump kagum.
"Donald Trump juga mengagumi figur Presiden Prabowo yang sangat menguasai substansi pidato tersebut, dan menghanyutkan publik karena merasa aspirasi mereka terwakili oleh pandangan Presiden Prabowo," tutur dia.
Dalam pidato di PBB itu, Prabowo sempat menyinggung soal kesetaraan manusia, deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat yang menginspirasi gerakan demokrasi di berbagai dunia, penjajahan di Indonesia, soal penindasan di Palestina hingga lahirnya PBB. Menurut Reza, kualitas pidato Prabowo itu juga di-notice oleh Trump.
"Trump juga mengagumi kualitas pidato Presiden Prabowo, yang banyak menyitir filsafat dan nilai-nilai rohaniah dari Barat dan Timur, serta menghubungkannya dengan kenyataan masa kini yang bertolak belakang," tutur dia.
Reza menambahkan bahwa Trump mengakui adanya pandangan mereka yang bertolak belakang perihal kinerja PBB. Trump dalam pidatonya melontarkan sejumlah kritik terhadap PBB.
"Jika Trump memberikan kritik secara merendahkan, Prabowo membawa kritik yang membangun, disertai bukti-bukti nyatanya yang terbukti di berbagai kawasan," jelasnya.
"Trump juga mengagumi kemampuan Prabowo membuka mata dan hati para hadirin, dengan menggunakan kosa kata yang akurat dan tegas terhadap para perusak hukum internasional, dengan merujuk pada idealisme yang tertera dalam Piagam PBB. Dengan cara ini, para perusak tersebut tidak merasa perlu membalasnya," jelas Reza.
Menurut Reza, kesan positif Trump terhadap Prabowo sudah terjadi beberapa tahun lalu. Reza menduga Trump cemburu dengan hubungan akrab Prabowo dengan beberapa tokoh dunia seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping hingga kehadiran Prabowo pada parade militer China beberapa waktu lalu.
"Kesan positif sebenarnya telah Trump buat, saat keduanya bertelepon tahun 2023. Juga Trump cemburu pada Prabowo, yang memiliki hubungan dekat dan tulus dengan para tokoh dunia, yang justru tidak akrab dengan Trump," tuturnya.
"Terlihat betapa akrabnya mereka (dalam parade militer China). Juga mereka mengakui komitmen besar Presiden Prabowo untuk hadir, di tengah beratnya krisis domestik yang sedang dihadapi Indonesia," ujar dia.
Lalu seperti apa dampak pidato Prabowo tersebut? Reza menilai Prabowo akan diperhitungkan sebagai figur pemersatu lintas kawasan.
"Dampak pidato tersebut sangat besar bagi dunia. Presiden Prabowo semakin dikenal sebagai figur pemersatu lintas kawasan dan lintas peradaban, serta diperkirakan mampu menangani masalah-masalah genting dunia. Termasuk membantu penyelesaian masalah tersebut secara beradab dan berbasis hukum internasional," ujar dia.
(lir/ygs)