Misteri Sosok Pembisik Rekening Dormant di Balik Penculikan Kacab Bank

Wildan Noviansah - detikNews
Rabu, 17 Sep 2025 09:00 WIB
Konferensi pers kasus penculikan dan pembunuhan kacab bank. (Wildan/detikcom)
Jakarta -

Motif kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang (kacab) bank bernama M Ilham Pradipta (37) akhirnya terungkap. Pelaku ternyata hendak menguras rekening tak aktif (dormant).

Sebanyak 16 orang sipil ditetapkan sebagai tersangka kasus penculikan dan pembunuhan Ilham. Dua anggota TNI AD turut terlibat dalam kasus itu.

Ada 15 tersangka dari sipil yang sudah ditangkap. Seorang lainnya masih diburu. Mereka bekerja dalam 4 klaster yang memiliki peran masing-masing.

"Dari 15 tersangka tersebut, kami membagikan menjadi empat kategori klaster," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).

4 Klaster Kasus Kacab Bank

Empat klaster tersebut terdiri atas otak pelaku pencurian uang dari rekening dormant, tim penculik, tim penganiaya, dan tim pengintai. Pelaku menculik kacab bank karena membutuhkan otoritas dalam memproses pencurian uang dari rekening dormant ke rekening penampung.

Ilham diculik dari parkiran supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8). Ilham lalu ditemukan tewas di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8).

Para tersangka kasus penculikan kacab salah satu bank dihadirkan beserta barang bukti dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya. (Ari Saputra/detikcom)

1. Klaster Otak Penculikan

Klaster ini merupakan aktor intelektual atau otak dari penculikan Ilham untuk melancarkan proses menguras duit di rekening 'tidur'. Keempatnya ialah C alias Ken berperan mengatur rencana dan menyiapkan tim IT untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan; Dwi Hartono (DH) berperan mencari tim penculik, menyiapkan tim untuk membuntuti korban, merencanakan penculikan, memberi uang Rp 60 juta kepada JP untuk operasionalisasi penculikan.

Kemudian, ada AAM yang berperan merencanakan penculikan korban dan menyiapkan tim pengintai korban; dan JP yang berperan mempersiapkan tim eksekutor bersama N. JP juga ikut membuang korban di Cikarang bersama N, mengoordinasi dan mengawasi jalannya pembuntutan sampai penculikan, memberi uang Rp 150 juta kepada N untuk operasional penculikan.




(jbr/eva)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork