Kazakhstan akan kembali menggelar Congress of Leaders of World and Traditional Religions tahun ini. Kongres tersebut akan membahas isu pluralisme dan sejumlah masalah global yang terjadi belakangan ini.
Kongres digelar di Astana, Kazakhstan, pada 15-18 September mendatang. Ratusan tokoh lintas agama dunia dan tradisional dari seluruh dunia akan hadir. Kongres itu juga akan dihadiri dan dipimpin langsung oleh Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.
Informasi yang diterima detikcom dan dirangkum Senin (8/9/2025), ide Congress of Leaders of World and Traditional Religions berawal setelah serangan yang terjadi di Amerika Serikat pada 11 September 2001 silam. Kazakhstan mengusulkan penyelenggaraan sebuah forum untuk mempertemukan para pemimpin spiritual dunia dalam satu meja.
Ide kongres ini juga muncul selama kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Kazakhstan pada 22-25 September 2001. Gagasan dari Kazakhstan ini lalu direspons positif oleh para pemimpin agama di seluruh dunia.
Congress of Leaders of World and Traditional Religions yang pertama akhirnya digelar di ibu kota Kazakhstan, Astana, pada tahun 2003. Saat itu 17 delegasi yang terdiri mewakili agama Budhha, Kristen, Islam, Hindu, Yaudi, Tao, dan Shinto, hadir langsung di Astana. Kongres ini akhirnya rutin digelar setiap tiga tahun sekali.
Selama 20 tahun terakhir, tujuh kongres telah diselenggarakan di ibu kota Kazakhstan. Dokumen-dokumen akhir kongres tersebut telah membahas tantangan-tantangan vital kemanusiaan, spiritual, dan peradaban yang dihadapi dunia modern. Bersama para pemimpin agama, para kepala negara, pemimpin organisasi internasional terkemuka, termasuk Sekretaris Jenderal PBB, dan tokoh-tokoh publik dan politik terkemuka lainnya telah berpartisipasi selama bertahun-tahun.
Di penyelengaraannya yang ketujuh pada tahun 2022, Congress of Leaders of World and Traditional Religions mencatatkan peristiwa bersejarah. Para peserta terkemuka hadir langsung ke Astana mulai dari Paus Fransiskus, Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed El-Tayeb, Kepala Rabbi Israel, dan para pemimpin agama berpengaruh lainnya. Lebih dari 100 delegasi dari sekitar 50 negara berpatisipasi dengan sekitar 200 jurnalis dari media internasional di seluruh dunia meliput acara tersebut.
Ada dua fase penting dalam perjalanan berdirinya Congress of Leaders of World and Traditional Religions yang digelar Kazakhstan. Fase pertama berada di periode 2003-2023. Fase ini kongres memainkan peran penting dalam membangun dan memajukan dialog antaragama. Sementara fase kedua dimulai dari 2023-2033 di mana kongres akan berfokus pada penyatuan para pemimpin agama dalam upaya kolektif untuk mengatasi tantangan dan masalah global yang terjadi saat ini.
Dalam gelaran kedelapannya tahun ini, sesi pleno Congress of Leaders of World and Traditional Religions mengusung tema Dialogue of Religions: Synergy for the Future. Tema ini dipilih untuk menjawab sejumlah masalah umat manusia yang terjadi belakangan ini mulai dari ketegangan geopolitik, konflik bersenjata, perubahan iklim, pandemi, hingga perang dagang.
Tema besar itu lalu akan dibagi ke dalam empat sesi subtema kunci. Keempat sesi itu mulai dari The Role of Religion in Consolidating Humanity in the 21st Century, Religions as a Factor in Sustainble World Development, Spritual Values in the Age of Digital Reality and Artificial Intelligence, hingga Faith Against Extremism: The Peacebuilding Potential of Religions.
Simak Video "Paus Fransiskus Bertemu Para Tokoh Agama di Masjid Istiqlal Jakarta"
(ygs/dhn)