Kongres Pluralisme Bakal Digelar di Kazakhstan, Tokoh Agama Sedunia Hadir

Kongres Pluralisme Bakal Digelar di Kazakhstan, Tokoh Agama Sedunia Hadir

Yogi Ernes - detikNews
Senin, 08 Sep 2025 10:05 WIB
Pemandangan kota Astana memperlihatkan transformasi ibu kota Kazakhstan menjadi pusat urban modern yang terus berkembang pesat.
Foto: Potret ibu kota Kazakhstan, Astana (REUTERS/Pavel Mikheyev)
Jakarta -

Kazakhstan akan kembali menggelar Congress of Leaders of World and Traditional Religions tahun ini. Kongres tersebut akan membahas isu pluralisme dan sejumlah masalah global yang terjadi belakangan ini.

Kongres digelar di Astana, Kazakhstan, pada 15-18 September mendatang. Ratusan tokoh lintas agama dunia dan tradisional dari seluruh dunia akan hadir. Kongres itu juga akan dihadiri dan dipimpin langsung oleh Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.

Informasi yang diterima detikcom dan dirangkum Senin (8/9/2025), ide Congress of Leaders of World and Traditional Religions berawal setelah serangan yang terjadi di Amerika Serikat pada 11 September 2001 silam. Kazakhstan mengusulkan penyelenggaraan sebuah forum untuk mempertemukan para pemimpin spiritual dunia dalam satu meja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ide kongres ini juga muncul selama kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Kazakhstan pada 22-25 September 2001. Gagasan dari Kazakhstan ini lalu direspons positif oleh para pemimpin agama di seluruh dunia.

Congress of Leaders of World and Traditional Religions yang pertama akhirnya digelar di ibu kota Kazakhstan, Astana, pada tahun 2003. Saat itu 17 delegasi yang terdiri mewakili agama Budhha, Kristen, Islam, Hindu, Yaudi, Tao, dan Shinto, hadir langsung di Astana. Kongres ini akhirnya rutin digelar setiap tiga tahun sekali.

ADVERTISEMENT

Selama 20 tahun terakhir, tujuh kongres telah diselenggarakan di ibu kota Kazakhstan. Dokumen-dokumen akhir kongres tersebut telah membahas tantangan-tantangan vital kemanusiaan, spiritual, dan peradaban yang dihadapi dunia modern. Bersama para pemimpin agama, para kepala negara, pemimpin organisasi internasional terkemuka, termasuk Sekretaris Jenderal PBB, dan tokoh-tokoh publik dan politik terkemuka lainnya telah berpartisipasi selama bertahun-tahun.

Di penyelengaraannya yang ketujuh pada tahun 2022, Congress of Leaders of World and Traditional Religions mencatatkan peristiwa bersejarah. Para peserta terkemuka hadir langsung ke Astana mulai dari Paus Fransiskus, Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed El-Tayeb, Kepala Rabbi Israel, dan para pemimpin agama berpengaruh lainnya. Lebih dari 100 delegasi dari sekitar 50 negara berpatisipasi dengan sekitar 200 jurnalis dari media internasional di seluruh dunia meliput acara tersebut.

Ada dua fase penting dalam perjalanan berdirinya Congress of Leaders of World and Traditional Religions yang digelar Kazakhstan. Fase pertama berada di periode 2003-2023. Fase ini kongres memainkan peran penting dalam membangun dan memajukan dialog antaragama. Sementara fase kedua dimulai dari 2023-2033 di mana kongres akan berfokus pada penyatuan para pemimpin agama dalam upaya kolektif untuk mengatasi tantangan dan masalah global yang terjadi saat ini.

Dalam gelaran kedelapannya tahun ini, sesi pleno Congress of Leaders of World and Traditional Religions mengusung tema Dialogue of Religions: Synergy for the Future. Tema ini dipilih untuk menjawab sejumlah masalah umat manusia yang terjadi belakangan ini mulai dari ketegangan geopolitik, konflik bersenjata, perubahan iklim, pandemi, hingga perang dagang.

Tema besar itu lalu akan dibagi ke dalam empat sesi subtema kunci. Keempat sesi itu mulai dari The Role of Religion in Consolidating Humanity in the 21st Century, Religions as a Factor in Sustainble World Development, Spritual Values in the Age of Digital Reality and Artificial Intelligence, hingga Faith Against Extremism: The Peacebuilding Potential of Religions.

Kongres tahun ini juga akan menggelar sesi khusus dalam upaya perlindungan terhadap situs-situs keagamaan. Sesi ini bertujuan untuk menyoroti pentingnya perlindungan tempat-tempat keagamaan dan memperkuat kerja sama serta komitmen negara, organisasi internasional dan keagamaan serta lembaga masyarakat sipil dalam mengatasi masalah tersebut.

Sidang pleno VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions akan dipimpin oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB Miguel Angel. Miguel juga tercatat sebagai Perwakilan Tinggi untuk Aliansi Peradaban PBB dan Utusan Khusus PBB untuk memerangi Islamofobia.

Sidang pleno juga akan dipimpin oleh Ketua Senat Parlemen Republik Kazakhstan Maulen Ashimbayev. Maulen juga tercatat sebagai Kepala Sekretariat Congress of Leaders of World and Traditional Religions.

Dalam kongres tahun ini, Wakil Ketua MUI Anwar Abbas juga akan hadir langsung di Astana. Anwar mengatakan sejumlah masalah akan dibahas dalam kongres tersebut oleh para pemimpin agama dan tokoh lintas sektoral lainnya.

"Konferensi ini menarik untuk diikuti karena dunia masih dililit banyak masalah di antaranya, pertama, masih tingginya angka kemiskinan yaitu sebesar 10 persen dari total penduduk dunia. Kedua, masalah global warming," kata Anwar.

Ketua PP Muhammadiyah ini juga mengatakan kedua masalah tersebut tidak bisa dilepaskan dari masih kurang dan lemahnya kepedulian terhadap sesama dan kondisi alam. Dia mengatakan VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions diharapkan bisa menyatukan gagasan dari para tokoh agama di seluruh dunia dalam menjawab tantangan tersebut.

"Melalui konferensi ini diharapkan kita, terutama para tokoh agama, akan bisa menggugah masyarakat dunia terutama para pelaku usaha untuk tidak hanya berorientasi kepada profit saja, tapi juga harus mau berbagi dengan sesama dan mau berusaha dan berjuang untuk terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih sehingga nyaman untuk ditempati tidak saja oleh warga dunia hari ini, tapi juga bagi warga dunia masa depan," pungkas Anwar.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Paus Fransiskus Bertemu Para Tokoh Agama di Masjid Istiqlal Jakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(ygs/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads