Indonesia dan Suriah Sepakati Penguatan Kerja Sama Budaya di CHANDI 2025

Rahmat Khairurizqi - detikNews
Jumat, 05 Sep 2025 16:52 WIB
Foto: dok. Kemenbud
Jakarta -

Sebagai bagian dari upaya memperluas diplomasi budaya global, Indonesia dan Suriah menyepakati serangkaian kerja sama kebudayaan dalam pertemuan bilateral antara Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud) Fadli Zon, dan Menteri Kebudayaan Republik Arab Suriah, Mohammed Yassin Saleh.

Adapun pertemuan ini berlangsung di sela forum internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 di Bali, Kamis (4/9/2025). Dari pertemuan ini menghasilkan sejumlah komitmen penting dalam memperkuat kerja sama kebudayaan, termasuk usulan festival budaya Islam, pertukaran seni, dan pelestarian warisan budaya bersama. Fadli Zon membuka pertemuan dengan menyampaikan apresiasi atas kehadiran delegasi Suriah pada CHANDI 2025.

Ia menyampaikan kekagumannya terhadap warisan budaya Suriah yang kaya, termasuk situs-situs bersejarah, seperti Masjid Umayyah, makam
Salahuddin Al-Ayyubi dan tokoh-tokoh sufi ternama. Fadli Zon mengungkapkan bahwa banyak masyarakat Indonesia tertarik untuk mengunjungi Suriah, baik dalam konteks pendidikan, wisata budaya, maupun ziarah ke situs-situs sejarah Islam.

Menurutnya, kekayaan sejarah dan spiritualitas yang dimiliki Suriah sangat penting untuk dipelajari dan diapresiasi oleh generasi muda Indonesia. Fadli Zon juga menegaskan keyakinannya bahwa budaya memiliki peran yang vital sebagai kekuatan pemersatu, sumber inspirasi pembangunan, dan fondasi dialog peradaban antarbangsa.

"Saya sangat optimistis bahwa budaya bukan hanya menjadi kekuatan pemersatu, tetapi juga mesin pertumbuhan dan pembangunan. Budaya dapat
menjadi titik temu dalam membangun perdamaian, identitas, dan kemajuan bangsa" ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Jumat (5/9/2025).

Dalam tanggapannya, Yassin menyampaikan rasa hormat dan kekagumannya terhadap keragaman dan keindahan budaya Indonesia yang ia saksikan secara langsung selama berada di Bali. Ia menyebut bahwa pengalaman budaya di Indonesia memberikan kesan mendalam, mulai dari pakaian adat, tarian, musik tradisional, hingga suasana masyarakat yang hangat dan terbuka.

"Apa yang kami dengar tentang Indonesia selama ini tidak sebanding dengan apa yang kami lihat sendiri. Keindahan budaya Indonesia luar biasa. Kami merasa seperti kembali menemukan bagian dari diri kami di sini," tutur Yassin.

Pihaknya menegaskan niat pemerintah Suriah untuk memperkuat hubungan budaya dengan Indonesia melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang mencakup berbagai bidang, seperti pertukaran pelajar dan seniman, pertukaran misi budaya dan festival, kolaborasi teater, sinema, dan musik; pengajaran bahasa Arab di Indonesia dan bahasa Indonesia di Suriah; penerbitan bersama karya sastra dan syair sufi, serta riset bersama dalam bidang sejarah dan arkeologi.

Lebih lanjut, salah satu poin penting dalam diskusi adalah temuan arkeologis terbaru di Sumatera Utara, yang mengindikasikan bahwa Islam telah masuk ke wilayah Nusantara jauh lebih awal dari yang selama ini tercatat dalam sejarah resmi. Fadli Zon menyebut hal ini bisa membuka peluang kolaborasi riset antara ahli sejarah dan arkeologi dari kedua negara, mengingat peran penting Suriah dalam penyebaran Islam pada masa awal.

Yassin menyambut baik kerja sama ini, dan mengusulkan pertukaran arkeolog, sejarawan, dan filolog dari kedua negara. Pertemuan juga diwarnai dengan diskusi mendalam seputar kebudayaan sufi dan tradisi sastra spiritual yang hidup, baik di Suriah maupun di Indonesia. Kedua menteri sepakat bahwa spiritualitas dan sastra sufi dapat menjadi jembatan peradaban dan jendela untuk saling memahami, sekaligus sebagai sumber inspirasi untuk perdamaian dan rekonsiliasi.

Menutup pertemuan ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyusun draf awal Nota Kesepahaman (MoU) dan mengkomunikasikannya secara resmi kepada Kementerian Luar Negeri masing-masing. Penandatanganan MoU direncanakan akan dilakukan dalam waktu dekat, baik di Jakarta maupun di Damaskus, tergantung situasi dan kondisi yang memungkinkan.

Pertemuan ini menandai dimulainya babak baru dalam hubungan kebudayaan antara Indonesia dan Suriah, yang dibangun atas semangat kolaboratif lintas peradaban. Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menyampaikan komitmennya untuk terus memperkuat diplomasi budaya sebagai bagian dari peran aktif Indonesia dalam membangun perdamaian dunia melalui jalur kebudayaan.

Sebagai informasi, Yassin Saleh hadir bersama Director of the Minister's Office, Ibrahim Al-Zaidi. Turut hadir mendampingi Menbud Fadli dalam pertemuan bilateral ini, di antaranya, Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retno Astuti; Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan, Masyithoh Annisa Ramadhani Alkatiri; Staf Ahli Menteri Kebudayaan Bidang Hubungan Antar Lembaga, Ismunandar; dan Direktur Kerja Sama Kebudayaan, Madison Tori.

Tonton juga video "CHANDI Summit 2025 Bakal Digelar di Bali September Mendatang" di sini:




(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork