Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno bicara mengenai masalah kemacetan di Jakarta yang membutuhkan banyak waktu untuk diselesaikan. Rano Karno pun membandingkan Jakarta dengan Bangkok, Thailand, di mana Bangkok membutuhkan waktu empat tahun untuk mengatasi macet.
Hal itu ia sampaikan usai memimpin Apel Kolaborasi Penanganan Kemacetan di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2025).Rano mengatakan Bangkok sempat menghadapi situasi serupa dengan Jakarta sebelum membangun infrastruktur jalan bertingkat.
"Bangkok itu mengalami hal yang sama dengan Jakarta, tapi mereka langsung triple deck, agak terurai macetnya. Cuma kalau Jakarta melakukan triple deck, itu revolusi yang luar biasa, karena pasti akan stuck dulu semua," kata Rano.
Ia menjelaskan, pembangunan triple deck di Bangkok membutuhkan waktu hampir empat tahun. Di sisi lain, Jakarta saat ini sudah memiliki MRT yang menjadi salah satu keunggulan transportasi publik.
"Bangkok membangun kotanya hampir empat tahun hanya untuk membangun ini saja," ungkapnya.
Rano mengakui pembangunan infrastruktur semacam itu membutuhkan waktu panjang dan tidak bisa langsung menyelesaikan kemacetan dalam waktu singkat. Dia menambahkan, ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan dan ruas jalan menjadi penyebab utama kemacetan di Jakarta.
"Ini semua program kerja panjang, bukan kerja yang cepat. Jumlah mobil pun melebihi dari ruas jalan, jomplangnya luar biasa," ucapnya.
Di sisi lain, menurutnya kemacetan tidak hanya mengganggu mobilitas, tapi juga merugikan perekonomian, pariwisata, dunia usaha, hingga kesehatan masyarakat. Studi Bappenas dan JUTPI II pada 2019 bahkan mengungkap kerugian akibat macet di Jabodetabek mencapai Rp100 triliun per tahun, setara 4 persen PDB wilayah tersebut.
"Studi Bapenas dan JUTPI II pada tahun 2019 mengungkapkan kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai 100 triliun per tahun, setara dengan 4 persen PDB Jabodetabek atau 6 kali biaya pembangunan MRT fase pertama," tuturnya.
(bel/zap)