Pembekalan Sekolah Rakyat, Prof Nuh: Indonesia 2045 Insyaallah Jaya

Inkana Izatifiqa R. Putri - detikNews
Jumat, 22 Agu 2025 15:51 WIB
Foto: dok. Kemensos
Jakarta -

Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof. Muhammad Nuh memberikan pembekalan kepada guru dan kepala Sekolah Rakyat di JIExpo Kemayoran, Jakarta, hari ini. Sebanyak 154 Kepala Sekolah dan 2.221 Guru Sekolah Rakyat dijadwalkan mendapatkan pengarahan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada pembekalan ini.

Dalam sambutannya, Prof Nuh menyampaikan guru dan kepala Sekolah Rakyat ikut menjadi bagian dari Indonesia Emas 2045.

"Melalui Sekolah Rakyat inilah akan kita buktikan, bahwa Indonesia 2045, insyaallah jaya," ujar Prof. Nuh dalam keterangan tertulis, Jumat (22/8/2025).

Prof Nuh mengatakan guru dan kepala Sekolah Rakyat harus bersyukur menjadi bagian dari gagasan Presiden Prabowo dalam memberikan akses pendidikan gratis dan berkualitas ke anak-anak dari keluarga miskin, serta memutus mata rantai kemiskinan.

"Tidak semua orang tertarik hatinya dengan dunia pendidikan, tidak semua orang. Alhamdulillah Allah menakdirkan, Yang Maha Kuasa menakdirkan, hati kita tertaut dengan dunia pendidikan," jelasnya.

Lebih lanjut, Prof. Nuh mengungkapkan sebagai kepala sekolah dan guru Sekolah Rakyat, mereka juga ikut mencintai dan memberikan kesempatan memuliakan dan memberdayakan wong cilik.

"Panjenengan (Anda) ditakdirkan menjadi guru sekolah rakyat dan kepala sekolah rakyat. Itu artinya secara otomatis, kita mencintai dan memberikan kemampuan kepada mereka (wong cilik)," jelas Prof Nuh.

Ia pun menekankan tiga hal penting yang setidaknya harus dimiliki guru Sekolah Rakyat, yaitu being, belonging, dan becoming (3B). Pertama adalah being, yaitu guru-guru harus memiliki identitas diri yang khas sebagai pencetak Generasi Emas 2045.

Selanjutnya, guru-guru Sekolah Rakyat juga harus punya rasa memiliki yang luar biasa atau belonging. "Sehingga anak-anak didik kita bukan peserta didik semata. Tetapi anak-anak didik kita dijadikan sebagai bagian dari amanah dan tanggung jawab kita untuk mengangkat mereka semua," jelasnya.

Terakhir adalah becoming, yakni guru Sekolah Rakyat tidak boleh berhenti belajar. Pasalnya, masa depan ditentukan oleh kemampuan untuk terus belajar.

Pada kesempatan yang sama, Founder ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian menyampaikan Sekolah Rakyat adalah konsep pendidikan yang sempurna. "Percaya, tahun 2045, Sekolah Rakyatlah nukleus (inti sel) Indonesia Emas Tahun 2045," tegasnya.

Ia menjelaskan saat ini sebanyak 92 persen siswa SMA bingung menentukan jurusan dan jenjang karier setelah lulus, namun hal ini tidak terjadi di Sekolah Rakyat.

"Tapi itu tidak terjadi di Sekolah Rakyat, karena begitu (kelas) satu SMA, dia tahu mana Bahasa, mana IPA, mana dokter, mana pengusaha, dan mana nelayan," ulasnya.

Di Sekolah Rakyat, lanjut Ary, guru-guru pun tahu bagaimana mengarahkan anak-anak ke depan melalui DNA talent mapping. Ketika talenta sudah dipetakan dan diasah, maka akan berpengaruh pada prestasi.

Ary menegaskan ilmu paling penting dalam kehidupan adalah mengenali diri sendiri. Dengan begitu, seseorang bisa menempatkan diri dan membawa diri di manapun berada. "Bagaimana cara kenal diri, hanya ada di Sekolah Rakyat, dengan manajemen talent DNA," tuturnya.

Selain menawarkan konsep pendidikan komprehensif, Sekolah Rakyat juga menjadi miniatur pengentasan kemiskinan terpadu. Upaya ini dilakukan dengan memadukan berbagai program prioritas, seperti cek kesehatan gratis, makan bergizi gratis, jaminan kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, dan program 3 juta rumah.

Hingga kini Sekolah Rakyat rintisan telah beroperasi di 100 titik di seluruh Indonesia dan jumlahnya akan bertambah menjadi 165 titip pada September 2025 mendatang. Pada tahun ajaran 2025/2026, Kemensos menargetkan 165 Sekolah Rakyat beroperasi dengan kapasitas 15.895 siswa, didukung 2.407 guru dan 4.442 tenaga pendidik.

Lihat juga Video 'Prabowo Beri Pembekalan ke Guru dan Kepala Sekolah Rakyat di JIExpo':




(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork