Sembilan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia dikabarkan dalam kondisi terlantar di perairan Mozambik, tepatnya di Beira Anchorage. Para ABK tersebut telah berada di kapal Gas Falcon kurang lebih selama 10 bulan.
"Kami sudah 10 di Beira, Mozambik berlabuh dan kami bekerja selama 8 bulan belum dibayar gaji kami oleh pihak owner atau pemilik kapal dari negara Italia," kata salah satu ABK, Jefrison Nainggolan, saat dihubungi, Sabtu (16/8/2025).
Jefrison mengatakan mulanya para ABK berangkat pada 7 Oktober 2024 dari Jakarta menuju Mozambik. Kemudian mereka pun tiba di Mozambik pada 24 Oktober 2024.
Mereka lalu melakukan bongkar muatan. Namun, dia mengatakan pihak otoritas maritim menaiki kapal dan menahan dokumen serta ijazah para ABK.
"Lalu kami selesai bongkar, kami kembali lagi ke tanker, dan ikut dua orang polisi mengawal, menjaga kami di kapal. Kami mendapatkan informasi bahwa kapal ini sedang ditangkap oleh Pengadilan Mozambik," jelasnya.
"Mereka membawa senjata, untuk mengamankan kami agar tidak kabur. Karena masih ada sisa muatan yang kami bongkar sekitar 1.600 ton, sampai menunggu gaji dibayar, itu sampai akhir Januari," sambungnya.
Jefrison mengatakan pada Desember 2024, pihaknya telah meminta agar dapat pulang ke Indonesia. Namun, dia mengatakan pemilik kapal tidak memiliki uang untuk memulangkan mereka.
(amw/idh)