Tentang Pulau Galang yang Disiapkan RI untuk Rawat Korban Perang Gaza

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 08 Agu 2025 07:22 WIB
Foto: Dok. Istimewa/Kementerian PUPR: Penampakan RS Corona di Pulau Galang
Jakarta -

Pemerintah menyiapkan Pulau Galang di Kepulauan Riau untuk menampung dan merawat sementara warga Gaza, Palestina, yang menjadi korban perang. Pulau ini dikenal sebagai tempat penampungan pengungsi Vietnam pada 1979-1996 dan menjadi lokasi rumah sakit khusus saat pandemi COVID-19.

Dirangkum detikcom, Jumat (8/8/2025), Pulau Galang pernah menjadi tempat penanganan pengungsi dari Vietnam atau yang kerap dijuluki manusia perahu (Vietnamese Boat People) antara tahun 1979 sampai 1996. Ketika itu, Indonesia masih dipimpin oleh Presiden Soeharto.

Dalam buku berjudul 'Troubled Transit: Politik Indonesia Bagi Para Pencari Suaka' karya Antje Missbach, manusia perahu Vietnam disebut datang ke Indonesia akibat situasi politik di Vietnam kala itu. Usai kemenangan Komunis dan kejatuhan Saigon April 1975, puluhan ribu orang Vietnam keluar dari negaranya untuk mencari suaka.

Mereka disebut takut jika diperlakukan buruk oleh kepemimpinan yang baru. Mereka kabur dengan menggunakan perahu untuk pergi ke berbagai tempat hingga dijuluki manusia perahu.

Berdasarkan laporan pertama, 19 Mei 1975, sekitar 97 orang manusia perahu Vietnam tiba di Indonesia. Sedangkan menurut laporan PBB tahun 1979, ada 43.000 manusia perahu sudah masuk Indonesia.

Saat itu, belum ada mekanisme penyaringan pencari suaka. Meski demikian, status para manusia perahu masuk sebagai pengungsi prima facie (pertama kali) dan mendapat beberapa bentuk perlindungan.

Pemerintah Indonesia kemudian memilih Pulau Galang sebagai tempat untuk menampung 10.000 pengungsi manusia perahu. Pulau Galang dipilih karena lokasinya relatif strategis.

Pulau itu berjarak 7 Km dari Pulau Batam dengan luas sekitar 80 Km persegi. Penempatan para manusia perahu di Pulau Galang ini dimaksudkan untuk memisahkan mereka dari penduduk lokal dan meminimalisir pembaruan aktif.

Pemerintah Indonesia kala itu menampung para pengungsi dari Vietnam dengan alasan kemanusiaan. Indonesia saat itu berusaha memanusiakan para manusia perahu.

Mereka diberi pendidikan dan kursus bahasa Indonesia. Pada Mei 1979, diselenggarakan Pertemuan para Menlu seluruh ASEAN hingga disepakati semua biaya akomodasi pengungsi di Indonesia menjadi tanggungan UNHCR.

Setelahnya, dibangun lah kamp-kamp pengungsian di Pulau Galang hingga beberapa tahun setelahnya jumlah manusia perahu di Pulau Galang terus bertambah. Manusia perahu di Pulau Galang hidup hampir dua dekade.

Pada tahun 1994, Pemerintah Indonesia ingin mengosongkan Pulau Galang demi membangun kawasan itu untuk industri khusus. TNI kemudian membantu sekitar 8.500 manusia perahu untuk pulang ke negara asalnya melalui jalur laut dan udara. Sisanya, pergi mencari suaka ke negara lain.




(dek/haf)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork