PMI Manufaktur Naik, Anggota DPR Ilham Permana: Tak Boleh Terlena

Hana Nushratu - detikNews
Senin, 04 Agu 2025 18:05 WIB
Foto: DPR RI
Jakarta -

Anggota Komisi VII DPR RI Ilham Permana, menyambut positif kenaikan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2025 yang dirilis S&P Global.

Menurutnya, peningkatan angka PMI dari 46,9 di bulan Juni menjadi 49,2 pada Juli merupakan sinyal awal pemulihan sektor industri yang patut diapresiasi, meskipun belum cukup untuk menyatakan bahwa sektor ini telah sepenuhnya bangkit.

"Kenaikan PMI merupakan kabar baik. Tapi kita tidak boleh terlena. Ini baru permulaan dari upaya panjang untuk mengembalikan industri manufaktur Indonesia ke jalur ekspansi yang berkelanjutan," ujar Ilham, dalam keterangan tertulis, Senin (4/8/2025).

Ia menilai perbaikan ini mencerminkan membaiknya sentimen pelaku industri dalam beberapa minggu terakhir, terutama setelah adanya kepastian tarif dari Amerika Serikat serta kemajuan dalam perundingan dagang antara Indonesia dan Uni Eropa melalui IEU-CEPA.

"Kepiawaian diplomasi Presiden Prabowo Subianto dalam memperjuangkan tarif perdagangan yang lebih kompetitif adalah langkah strategis yang layak diapresiasi. Tapi itu baru bagian awal. Implementasi teknis dan keberlanjutan kebijakan harus menjadi perhatian utama ke depan," kata Ilham.

Ilham sepakat dengan Kementerian Perindustrian RI sektor manufaktur nasional saat ini tengah berada pada momentum penting. Menurut Ilham, meskipun ada perbaikan angka PMI, pelaku industri masih menghadapi tekanan nyata, seperti lemahnya permintaan ekspor, naiknya harga input akibat konflik geopolitik, serta kekhawatiran akan keberlanjutan kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

"Saya mendukung sepenuhnya langkah Kementerian Perindustrian dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan perdagangan internasional dan keberpihakan terhadap industri dalam negeri. Ke depan, tantangannya adalah memastikan kebijakan perlindungan tidak bersifat sektoral, tetapi menjangkau industri padat karya lain yang saat ini masih menunggu kepastian regulasi," tegas legislator muda Partai Golkar itu.

Menurut Ilham, dari perspektif legislatif, peran Kemenperin harus ditingkatkan bukan hanya sebagai pengelola regulasi teknis industri, tetapi sebagai arsitek utama industrialisasi nasional. Ia menilai, dengan kerangka Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) yang ditujukan untuk mensukseskan Asta Cita Presiden Prabowo yang kini dijalankan Kemenperin, Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun basis industri yang tidak hanya tangguh secara ekonomi, tetapi juga berperan sebagai alat pertahanan non-militer negara.

"Industri bukan lagi semata soal ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Di tengah ketegangan geopolitik global, industri adalah komponen utama dari ketahanan nasional," ujar Ilham.

"Negara-negara besar sudah lama menempatkan sektor industri dalam konteks geopolitik dan daya tahan nasional. Indonesia harus bergerak ke arah itu," sambungnya.

Ilham menyoroti mendorong penguatan sistem data industri nasional melalui platform 'Satu Peta Industri Nasional', yang mampu memetakan pasokan bahan baku, kapasitas produksi, dan distribusi antarsektor secara real-time.

"Kalau kita ingin industri lebih efisien, maka kita butuh data yang presisi. Ini peran Kemenperin untuk membangun 'Satu Peta Industri Nasional'," kata Ilham.

Terkait isu fiskal, Ilham mendorong agar pemerintah mulai menerapkan skema insentif berbasis keterkaitan rantai nilai lokal. Ia mengusulkan skema Industri-Linked Tax Credit, yakni insentif pajak penghasilan badan berdasarkan seberapa besar proporsi input lokal dalam produksi suatu perusahaan.

"Ini akan mendorong substitusi impor secara nyata. Dan saya minta Kemenperin diberi wewenang melakukan audit TKDN agar tidak hanya tergantung pada Direktorat Jenderal Pajak," tegas Ilham.

Ia juga mendukung penuh langkah Kemenperin yang memperhatikan keberlanjutan kebijakan TKDN, khususnya pada sektor yang sensitif seperti produk Handphone, Komputer Genggam, dan Tablet (HKT). Menurutnya, kebijakan TKDN bukan sekadar target angka, tetapi strategi menciptakan demand domestik yang bisa mendorong masuknya investasi industri manufaktur baru ke dalam negeri.

Sebagai penutup, Ilham menyampaikan sebagai anggota Komisi VII DPR RI, ia akan terus menjadi mitra strategis Kemenperin dalam mengawal arah industrialisasi Indonesia. Ia menegaskan seluruh kebijakan dan langkah teknis Kemenperin harus diletakkan dalam konteks besar visi Asta Cita Prabowo, yakni membangun Indonesia yang mandiri, berdaya saing, dan mampu menjadi jangkar stabilitas kawasan melalui kekuatan industri nasional.

"PMI boleh naik. Tapi kerja kita belum selesai," kata Ilham.

"Justru di sinilah letak tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah, parlemen, dan pelaku industri, untuk memastikan kebangkitan ini tidak sesaat, tetapi struktural, menyeluruh, dan berkelanjutan," pungkasnya.

Simak juga Video 'Pelabuhan Batam Center Jadi Transit Paling Diminati PMI Ilegal':




(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork