Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), lagi-lagi mengalami erupsi. Bentuk gunung tersebut pun berubah usai memuntahkan material.
PVMBG mencatat bahwa banjir lahar telah terjadi pada 29 Juli 2025 berdampak pada sejumlah infrastruktur dan mengganggu aktivitas warga di sekitar kaki gunung.
Kawasan yang paling berisiko terpapar material vulkanik meliputi sektor barat daya hingga timur laut Gunung Lewotobi, terutama wilayah Desa Boru dan sekitarnya yang masuk dalam zona rawan bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak awal 2024 hingga kini, Gunung Lewotobi Laki-laki telah enam kali berstatus Awas.
Gunung setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut ini memiliki karakter erupsi eksplosif dan potensi erupsi magmatik yang menghasilkan aliran lava dan awan panas guguran.
Erupsi Terbesar Sepanjang 2025
Erupsi pada Jumat (1/8) malam kemarin menjadi salah satu yang terbesar sepanjang tahun ini, dengan kolom abu yang mencapai 18 kilometer dari puncak kawah, dan disusul erupsi beberapa jam setelahnya dengan ketinggian kolom abu 10 kilometer, aktivitas ini memicu dampak meluas hingga ke wilayah selatan Nusa Tenggara Timur.
"Terjadi erupsi G. Lewotobi Laki-laki pada hari Jumat, 01 Agustus 2025, pukul 20:48 WITA tinggi kolom abu teramati Β± 10.000 m di atas puncak," tulis akun X Badan Geologi Kementerian ESDM @badangeologi_ seperti dilihat, Jumat (1/8/2025).
Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi 220 detik. Sementara t, lontaran material mencapai 3-4 km.
"Status: Level IV (AWAS). Radius aman: 6-7 km," sambungnya.
Badan Geologi menambahkan abu vulkanik menyebar tebal ke arah barat & barat laut. Mereka meminta warga sekitar untuk waspada. "Waspada hujan abu & potensi banjir lahar," tulisnya.
Potensi Erupsi Susulan
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memaparkan data kegempaan dari tanggal 1-2 Agustus 2025 hingga pukul 12.00 WITA yaitu, 2 kali Gempa Erupsi, 3 kali gempa Guguran, 14 kali Gempa Hembusan, 1 kali gempa Harmonik, 19 kali Gempa Tremor Non-Harmonik, 10 kali Gempa Low Frequency, 191 kali Gempa Vulkanik Dalam, 13 kali Tektonik Lokal dan 3 kali Gempa Tektonik Jauh.
Dari hasil pemantauan kegempaan, aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki sempat meningkat sebelum erupsi terjadi, namun pasca erupsi kedua terlihat sedikit penurunan. Erupsi masih berpotensi terjadi.
"Meski demikian, potensi terjadinya erupsi masih ada. Suplai magma dari kedalaman hingga dangkal masih berlangsung, hanya saja pergerakannya kini sedikit melambat," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid kepada wartawan, Minggu (3/8/2025).
![]() |
Bentuk Gunung Berubah
Dia menjelaskan, alat pemantau deformasi Tiltmeter menunjukkan tren penurunan dalam 24 jam terakhir. Hal serupa terjadi pada data Global Navigation Satellite System (GNSS) yang memperlihatkan tren deflasi. Tren ini menunjukkan bahwa material gunung telah keluar.
"Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian material dari dalam tubuh gunung telah keluar sehingga tubuh gunung api perlahan mengempis," katanya.
Kendati demikian, perubahan morfologi permukaan Gunung Lewotobi belum stabil. Oleh karena itu, aktivitas vulkaniknya masih tinggi.
"Namun perubahan tekanan dan morfologi permukaan belum sepenuhnya stabil sehingga aktivitas Gunung Lewotobi masih tergolong tinggi," tuturnya.
Selain itu, berdasarkan analisis visual dan instrumental tersebut, aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih tinggi sehingga tingkat aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih ditetapkan pada level IV (awas).