Analisis Pakar soal Maksud Prabowo Bilang PDIP dan Gerindra Adik Kakak

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 22 Jul 2025 06:04 WIB
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto mengibaratkan hubungan Gerinda dan PDIP seperti adik kakak. Apa maksud dari pernyataan Prabowo usai berbicara mengenai hubungan partainya dengan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu?

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Arya Fernandes, memberi analisis terkait pernyataan Prabowo itu. Arya awalnya menilai pemerintah Prabowo membutuhkan stabilitas dan dukungan politik kuat.

"Pemerintahan Prabowo sedang menggencarkan banyak program besar yang menyedot banyak APBN mulai dari makan bergizi gratis, koperasi Merah Putih, sekolah rakyat, itu membutuhkan stabilitas dan dukungan politik," kata Arya kepada wartawan, Selasa (22/7/2025).

Dukungan politik itu, kata Arya, penting agar anggaran bisa disetujui DPR. Menurutnya, Prabowo belum mendapatkan dukungan sepenuhnya dari PDIP.

"Saat ini meskipun sudah mendapatkan dukungan besar dari fraksi lain, PDIP sebenarnya masih belum sepenuhnya dapat 'dikontrol' oleh Prabowo, karena masih ada grup di internal yang menolak bergabung pemerintah, dan sewaktu-waktu PDIP bisa berbalik arah mengkritik pemerintah, sehingga kalau itu terjadi akan berisiko dan mengganggu stabilitas politik dan ekonomi," tutur dia.

Arya Fernandes (Foto: Ari Saputra/detikcom)

Arya menilai Prabowo terus berupaya menjaga hubungan baik dengan PDIP. Hal itu, kata dia, ditujukan untuk menjamin stabilitas politik.

"Target kedua menjaga hubungan baik dengan PDIP adalah memastikan stabilitas politik, yang ditandai dengan dukungan politik yang tinggi, tidak ada kritik, protes, dan kepercayaan publik yang tinggi pada pemerintah," tutur dia.

Dia menilai Prabowo membutuhkan stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global. Menurutnya, stabilitas ekonomi dapat dipengaruhi oleh stabilitas politik di dalam negeri.

"Memastikan politik domestik yang stabil saya kira menjadi keinginan pemerintah Prabowo, terutama menjaga hubungan baik dengan PDIP. Karena bila politik tidak stabil akan mengganggu kinerja ekonomi," jelasnya.

Arya menilai Prabowo sudah lama ingin mengajak PDIP masuk ke dalam pemerintahan. Namun, menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat PDIP belum bergabung dalam koalisi pemerintah.

"Prabowo memang sejak awal sudah berkeinginan sekali untuk mengajak PDIP masuk ke kabinet. Dan usaha Prabowo untuk terus melobi PDIP sepertinya nggak surut. Saya kira ada aspek-aspek lain atau faktor X yang membuat PDIP masih enggan masuk sepenuhnya, meskipun misalnya Puan sangat berkeinginan PDIP menjadi bagian dari koalisi," tutur dia.




(lir/haf)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork