Ada Kontak Mama di Ponsel 'Sri Rejeki Hastomo', Hasto Mengaku Tak Tahu

Ada Kontak Mama di Ponsel 'Sri Rejeki Hastomo', Hasto Mengaku Tak Tahu

Mulia Budi - detikNews
Kamis, 26 Jun 2025 21:39 WIB
Hasto Kristiyanto
Hasto Kristiyanto (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku tidak tahu siapa 'Mama' yang tersimpan di kontak ponsel yang sebelumnya diklaim milik kesekretariatan partai. Kontak di dalam ponsel itu diklaim diberi nama 'Sri Rejeki Hastomo'.

Pengakuan itu disampaikan Hasto Kristiyanto saat diperiksa sebagai terdakwa kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) untuk anggota DPR Harun Masiku dan perintangan penyidikan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (26/6/2025).

Jaksa mempertanyakan ada nama kontak 'Mama' di ponsel yang diklaim milik sekretariatan PDIP itu. Hasto mengaku tidak tahu nama 'Mama' dan tidak hafal semua kontak yang tersimpan dalam ponsel 'Sri Rejeki Hastomo'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini ada banyak ini, ada yang ingin kami konfirmasi ke saudara. Nah ini ada kontak Mama, ini kontak siapa ini di sekretariatan ada nama kontak Mama ini?" tanya jaksa.

"Saya tidak tahu karena seluruh database kontak," jawab Hasto.

ADVERTISEMENT

"Ini nomornya ini, Pak," timpal jaksa.

"Iya, saya nggak hafal," jawab Hasto.

"81282238009?" tanya jaksa.

"Ya saya tidak hafal, izin, Yang Mulia, karena nomor-nomor itu mengapa disimpan di sekretariatan masuk ADC, ADC semuanya karena setiap ada acara-acara partai, itu yang namanya sekretariat itu mengundang tamu-tamu, itu biasanya berkomunikasi. Maka seluruh central data itu dimasukkan di situ," jawab Hasto.

"Termasuk Mama ini?" tanya jaksa.

"Iya," jawab Hasto.

"Mama ini Mama siapa ini?" tanya jaksa.

"Ya saya nggak tahu juga," jawab Hasto.

Jaksa kemudian menanyakan nama 'Mama 1' dan 'Mama 2' di nomor tersebut. Namun, Hasto mengaku tidak tahu.

"Ada Mama 1 ini, 85776329518?" tanya jaksa.

"Ya tidak tahu, mungkin akumulasi data-data kontak yang masuk ya karena setiap saat kan diupdate," jawab Hasto.

"Ada Mama 2?" tanya jaksa.

"Tidak tahu," jawab Hasto.

"81280008498?" tanya jaksa.

"Tidak tahu," jawab Hasto.

Kuasa hukum Hasto menyatakan keberatan terhadap pertanyaan jaksa tersebut. Kuasa hukum Hasto mempertanyakan korelasi pertanyaan itu dengan perkara ini.

"Kan kalau dari data-data get contac bisa tahu ya, Pak, ya, tadi ada Mama, ini terakhirnya 8009. Mba Maria Hasto," ujar jaksa.

"Yang Mulia, izin, Yang Mulia, ini mau ditanya apa ini, Yang Mulia, keberatan ini," protes kuasa hukum Hasto, Ronny Talapessy.

"Izin, Yang Mulia, kami ingin konfirmasi kan," timpal jaksa.

"Yang Mulia, sebentar, Yang Mulia, karena itu tadi kan ada urusan anak dan istri semuanya, apa urusannya dengan perkara ini? Justru mestinya begini, menurut hemat kami, tidak selayaknya penuntut umum bertanya alasan hal-hal yang tidak ada urusanya dengan perkara ini, kecuali kalau ada komunikasi antara anak saudara terdakwa ini dengan pihak sekretariat mengenai suap-suap menyuap ini. Atau juga mengenai obstruction of justice. Jadi tolong saudara Penuntut Umum juga hormati privasi orang karena kita ini bukan mengadili keluarganya Pak Hasto, yang kita adili adalah perbuatan Hasto yang didakwakan sesuai dengan surat dakwaan," ujar kuasa hukum Hasto, Maqdir Ismail.

"Izin, Yang Mulia, tadi saudara terdakwa ini kan membantah terkait dengan HP yang disita iPhone 15. Nah, di dalam HP iPhone 15 itu terdapat nama-nama kontak ini Yang Mulia, kami mau konfirmasi. Apakah dengan, jika HP itu adalah HP sekretariat, mengapa nama-nama yang tersimpan itu ada nama-nama Mama, Mama, gitu," jelas jaksa.

Hasto mengatakan ada 1.000 lebih nama kontak di nomor 'Sri Rejeki' tersebut. Dia menuturkan nama kontak di nomor itu disimpan apa adanya dan selalu diupdate.

"Mohon izin, Yang Mulia, jadi ada nomor-nomor telefon yang dari sekretariat yang kemudian ditugaskan mendampingi saya, itu kan kontaknya kan kepada banyak orang. Maka tadi dikatakan ada berapa kontak, ada 1.000 lebih kontak. Itu selalu diupdate, ada Mama 1, Mama 2, Mama 3 dan sebagainya di situ. Nah di situ adalah kontak-kontak yang memang disimpan di sekretariat, nama ditulis apa adanya," kata Hasto.

"Termasuk dengan ADC, ADC tadi, ada ADC Menteri, ada ADC Presiden, semua dicatat jadi satu di situ. Itu di dalam database apa adanya yang ada di situ. Nah kaitannya dengan perkara tadi apa yang dimaksudkan? Bahwa Sri Rejeki tadi kan ada juga ditunjukkan data-datanya, itu memang milik sekretariat. HP yang disediakan oleh sekretariat untuk membangun komunikasi. Mengapa ada mekanisme pengaturan seperti itu? Karena beberapa kali terjadi tindak penipuan, terhadap penggunaan HP. Maka sekretariat yang mengatur, di luar itu saya punya HP pribadi," tambahnya.

Pada persidangan Jumat (9/5), penyidik KPK AKBP Rossa Purbo Bekti mengatakan ponsel dengan nomor bernama Sri Rejeki Hastomo merupakan milik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Ponsel itu disita dari staf kesekretariatan DPP PDIP Kusnadi dalam perkara kasus perintangan penyidikan dan suap Harun Masiku.

Usai sidang tersebut, Hasto membantah keterangan penyidik KPK AKBP Rossa Purbo Bekti, yang menyebut dirinya pemilik nomor ponsel dengan nama kontak 'Sri Rejeki Hastomo'. Hasto menyebut keterangan Rossa hanya asumsi.

KPK sebelumnya mendakwa Hasto merintangi penyidikan kasus dugaan suap dengan tersangka Harun Masiku. Hasto disebut menghalangi KPK menangkap Harun Masiku, yang jadi buron sejak 2020.

Hasto didakwa menyuap mantan komisioner KPU Wahyu Setiawan Rp 600 juta. Jaksa mengatakan suap itu diberikan agar Wahyu Setiawan mengurus penetapan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR periode 2019-2024 Harun Masiku.

Hasto didakwa memberi suap bersama-sama orang kepercayaannya, Donny Tri Istiqomah dan Saeful Bahri, kemudian juga Harun Masiku. Donny saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka, lalu Saeful Bahri telah divonis bersalah dan Harun Masiku masih menjadi buron.

Tonton juga "Massa Pro dan Kontra Hasto Gelar Aksi di PN Jakpus" di sini:

(mib/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads