Sejarah dan Mitos Friday the 13th: Mengapa Hari Ini Disebut Hari Sial?

Sejarah dan Mitos Friday the 13th: Mengapa Hari Ini Disebut Hari Sial?

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Jumat, 13 Jun 2025 10:31 WIB
Vienna - Mosaic of Last supper of Jesus by Giacomo Raffaelli from year 1816 as copy of Leonardo da Vinci work on January 15. 2013 in VIenna.
Ilustrasi Friday the 13th (Foto: Getty Images/iStockphoto/sedmak)
Jakarta -

Friday the 13th atau Jumat tanggal 13 sering disebut sebagai hari sial, terutama di kalangan masyarakat Barat. Keyakinan ini begitu populer hingga memengaruhi kebiasaan sehari-hari sebagian orang. Namun, benarkah hari ini membawa nasib buruk?

Dilansir laman History, sekitar 10 persen penduduk Amerika Serikat (AS) mengalami ketakutan terhadap angka 13. Ketakutan tersebut bahkan meningkat ketika angka (tanggal) 13 jatuh pada hari Jumat, yang dikenal sebagai Friday the 13th.

Asal Usul Mitos Friday the 13th

Salah satu teori awal tentang mitos Friday the 13th berkaitan dengan Kode Hammurabi, salah satu dokumen hukum tertua di dunia. Disebutkan bahwa hukum ke-13 dihapus dari daftar. Namun, mengutip dari laman History, penghilangan ini sebenarnya hanyalah kesalahan administratif dari penerjemah awal. Faktanya, Kode Hammurabi tidak menomori pasalnya secara berurutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mitos seputar angka 13 kemudian berkembang dan dikaitkan dengan hal-hal negatif. Dalam budaya Barat, angka ini dianggap membawa sial, terutama jika jatuh pada hari Jumat.

13 Hanya Dianggap Sial di Barat

Pandangan bahwa angka 13 adalah angka sial ternyata tidak berlaku di semua budaya. Beberapa peradaban, seperti Mesir Kuno, justru menganggap angka 13 sebagai angka keberuntungan. Sementara itu, di beberapa negara Asia, angka yang dihindari justru angka 4 karena pengucapannya menyerupai kata "kematian".

ADVERTISEMENT

Menurut Stress Management Center and Phobia Institute di Asheville, North Carolina, lebih dari 80 persen gedung bertingkat di AS tidak memiliki lantai 13. Hal serupa juga terjadi di hotel, rumah sakit, hingga bandara yang menghindari penggunaan angka 13 pada kamar atau gerbang.

Istilah Phobia Akan Friday the 13th

Ketakutan terhadap Friday the 13th bahkan memiliki istilah khusus, yakni paraskevidekatriaphobia dan friggatriskaidekaphobia. Kedua istilah ini mencerminkan bagaimana kepercayaan budaya dapat berdampak pada kondisi psikologis seseorang.

Mengutip dari Encyclopædia Britannica, paraskevidekatriaphobia berasal dari bahasa Yunani: paraskevi berarti Jumat, dekatreis berarti tiga belas, dan phobos berarti ketakutan. Sementara itu, friggatriskaidekaphobia merujuk pada nama Dewi Norse, Frigg, yang berkaitan dengan hari Jumat dalam mitologi Nordik.

Friday the 13th memang lekat dengan citra hari sial dalam budaya populer, terutama di dunia Barat. Meski begitu, tidak semua budaya memandangnya demikian. Mitos dan phobia yang muncul menunjukkan bagaimana kepercayaan turun-temurun bisa memengaruhi perilaku manusia, meskipun tak selalu berdasar pada fakta ilmiah.

Simak juga video: Asal-usul 'Black Friday' di Jumat Keempat Bulan November

(wia/wia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads