Polisi mengungkap ada puluhan pria yang menjadi korban pemerasan kakak-adik asal Palembang, Sumatera Selatan, berinisial MD (25) dan I (27) dengan modus video call sex (VCS). Mereka terpaksa membayar uang puluhan juta rupiah agar video tidak disebar.
"Terhadap korban, kita sudah mendapatkan beberapa data. Jumlahnya belum bisa kami pastikan. Jadi terdapat puluhan korban yang kami coba untuk kami hubungi. Namun sebagian besar tidak mau melaporkan," kata Kasubdit IV Ditres Siber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon kepada wartawan, Selasa (6/5/2025).
Herman menambahkan pelaku mengancam akan menyebarkan rekaman VCS bersama para korban. Korban pun diperas hingga puluhan juta rupiah oleh para pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi mereka (korban) takut informasi tersebut tersebar ke keluarga. Atau yang sudah berkeluarga takut video itu diketahui istri atau suaminya," kata dia.
"Untuk kerugian itu bervariasi, itu ada korban transfer jutaan sampai puluhan juta rupiah," sambungnya.
Pelaku pria berinisial MD (25) sudah ditangkap, sementara satu orang lainnya, pria berinisial I (27), melarikan diri. Herman mengatakan kedua pelaku merupakan saudara kandung.
Saat ini pihak kepolisian masih memburu pelaku I. Sedangkan pelaku MD sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Dia dijerat dengan Pasal 45 ayat (10) juncto Pasal 27B ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang ITE.
Modus Pelaku
Polisi mengungkap modus jahat dua bersaudara berinisial MD (25) dan I (27) saat melakukan pemerasan dengan modus VCS. Pelaku menyasar korban melalui aplikasi Bigo Live dengan berpura-pura menjadi seorang perempuan.
"Modus operandi yang dilakukan oleh pelaku MD ini adalah berawal dengan membuka aplikasi medsos Bigo. Kemudian meng-upload konten yang menarik. Jadi dia berpura-pura seolah-olah menjadi sosok seorang perempuan yang cantik," kata Kasubdit IV Ditres Siber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon, Selasa (6/5).
Berdasarkan keterangan pelaku, video wanita tersebut didapatnya dari media sosial. Polisi tengah melakukan profiling sosok wanita yang dicatut pelaku tersebut.
"Jadi pada saat melakukan streaming itu pun juga yang diputar adalah video orang lain juga dia akan mengutip video-video dari internet yang dia download dan itu dia gunakan diakui palsunya," tuturnya.
Saat korban teperdaya, pelaku mengajak korban berkomunikasi melalui Telegram. Saat itulah, pelaku dan korban melakukan VCS. Tanpa sepengetahuan korban, kegiatan tersebut direkam oleh pelaku.
"Video tersebut memutar sosok seorang perempuan yang bersifat vulgar, dan mengajak korbannya untuk melakukan video call yang sifatnya pribadi atau intim, sehingga menunjukkan organ-organ intim pada si korban," ujarnya.
Lihat juga Video 'Bejatnya Oknum Guru di Pinrang Paksa Siswi VCS Modus Perbaiki Nilai':