Pihak kepolisian masih melakukan serangkaian penyelidikan terkait tewasnya mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko (22). Pekan depan, polisi akan memeriksa saksi ahli untuk mendalami kasus itu.
"Mungkin minggu depan karena kita akan melakukan langkah lagi yang namanya pemeriksaan ahli. Setelah pemeriksaan ahli, setelah upaya maksimal, kita mengumpulkan alat bukti," ujar Kombes Nicolas saat ditemui wartawan di UKI, Rabu (26/3/2025).
Nicolas mengatakan akan menyiapkan sejumlah alat bukti untuk diperiksa oleh ahli. Nantinya, ahli yang akan menilai apakah alat bukti tersebut cukup unsur atau tidaknya kasus tersebut dinaikkan ke tahap penyidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita akan siapkan semua alat bukti yang ada, yang kita kumpulkan, kita sajikan ke ahli, ahli juga yang nanti menilai apakah ini perbuatannya dalam ranah pidana atau tidak," tambahnya.
Kombes Nicolas menjelaskan bahwa saat ini polisi masih melakukan penyelidikan. Prarekonstruksi yang digelar siang tadi merupakan bagian dari penyelidikan dilakukan untuk mengungkap kematian Kenzha Walewangko secara terang benderang.
"Jadi kita masih dalam tahap penyelidikan untuk menentukan, ini perkara ini pidana ataukah bukan," tutur Nicolas.
Setelah pemeriksaan ahli selesai, tahapan selanjutnya polisi akan melakukan gelar perkara. Polisi mempersilakan kepada pihak UKI maupun keluarga korban jika ingin mengikuti proses gelar perkara.
"Setelah dari pemeriksaan ahli, ada yang namanya gelar perkara. Gelar perkara itu lengkap. Kalaupun nanti pihak UKI mau ikut, kita siapkan, pihak keluarga juga mau ikut, kita siapkan supaya kita sama-sama lihat kasus ini pidana atau bukan," katanya.
Polisi mempersilakan pihak keluarga maupun UKI mengikuti gelar perkara sebagai bentuk transparansi.
"Gelar perkara Supaya jangan ada nge-judge, me-labeling, kita polisi bekerjanya yang tidak benar, tidak terbuka," jelasnya.
Harapan Keluarga Korban
Kegiatan prarekonstruksi ini turut dihadiri keluarga dan kerabat Kenzha Walewangko. Sepupu korban, Praicy Tania Tewu menyampaikan harapannya agar kasus kematian adik sepupunya ini diusut tuntas.
"Harapan kami sekeluarga kejadian ini terusut tuntas baik dari orang-orang yang terlibat, maupun dari pihak UKI di mana tempat ini menjadi saksi bisu diari kejadian meninggalnya adik sepupu saya yang paling bontot," tutur Praicy.
Ia juga berharap peristiwa yang menimpa adik sepupunya itu tidak terulang di kampus mana pun.
"Semoga kejadian ini tidak terulang lagi, baik di UKI maupun di seluruh universitas di seluruh Indonesia," pungkasnya.
Simak juga Video 'Wamendiktisaintek Minta UKI Usut Tuntas Kematian Mahasiswanya':
(mea/mea)