Waka MPR Bicara Pentingnya Patriotisme Perempuan sebagai Kemajuan Bangsa

Nanda Sekar - detikNews
Rabu, 05 Mar 2025 20:59 WIB
Foto: Dok. MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat menegaskan perempuan Nusantara memiliki ketangguhan luar biasa sejak dulu. Dalam diskusi bertema Peringatan Hari Perempuan Internasional 2025 - Patriotisme Perempuan: Dulu, Kini, dan Nanti, ia mengajak perempuan untuk bersatu dalam menyelesaikan tantangan pembangunan yang masih ada.

"Berbagai kisah perjuangan perempuan mengisi lembar sejarah perjuangan bangsa kita sejak dulu. Karena perjuangan perempuan adalah perjuangan yang berkelanjutan," ujar Lestari dalam keterangan tertulis, Rabu (5/3/2025).

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara yang digelar oleh MPR RI bersama Forum Diskusi Denpasar 12 dan Keluarga Besar Wirawati Catur Panca di Kompleks Parlemen, Jakarta (5/3).

Lestari mengungkapkan bahwa sejak dahulu perempuan memiliki peran penting dalam kepemimpinan dan perjuangan. Ia mencontohkan para sultana di Aceh serta Ratu Kalinyamat dari Jepara yang menerapkan strategi maritim untuk melawan penjajah.

Diskusi ini menghadirkan berbagai tokoh, seperti Ketua Umum Wirawati Catur Panca Pia Feriasti Megananda, Ketua Dewan Pers Dr. Ninik Rahayu, Social Entrepreneur Nicky Clara, serta peneliti BRIN Irine Hiraswari Gayatri.

Pia Feriasti menambahkan bahwa perjuangan perempuan dalam sejarah bukan hanya untuk kemerdekaan, tetapi juga demi memperoleh hak-hak mereka.

Ninik Rahayu turut mengungkapkan bahwa meskipun ada kemajuan dalam kesetaraan gender, masih banyak tantangan yang dihadapi. Perbedaan aturan berdasarkan suku, ras, dan agama sering kali menjadi penghambat. Ia menyoroti bagaimana regulasi yang tidak adil dapat memicu diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan.

Nicky Clara juga berbagi pengalamannya sebagai perempuan dengan disabilitas yang menghadapi berbagai stigma. Ia menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi, mengingat hanya kurang dari 30% perempuan yang melek finansial.

Sementara itu, Irine Hiraswari Gayatri menambahkan bagaimana gerakan perempuan berkembang sesuai dengan tantangan zamannya. Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan gerakan ini bergantung pada faktor sosial, ekonomi, dan politik, serta perlunya pendidikan politik yang lebih baik bagi perempuan.

Wartawan senior Saur Hutabarat menyoroti peningkatan jumlah perempuan dalam pemerintahan, seperti keberadaan lima menteri dan sembilan wakil menteri perempuan di Kabinet Merah Putih. Menurutnya, ini adalah pencapaian yang patut diapresiasi. Namun, ia juga mengkritik penggunaan bahasa yang sering kali memperkuat diskriminasi gender, seperti istilah 'negarawan' tanpa padanan untuk perempuan.

"Mengapa sampai ke kita ada kata taruna dan taruni? Taruna itu berasal bahasa Pali rumpun Indo Arya yang artinya muda," ujarnya.

Diskusi ini menunjukkan bahwa perjuangan perempuan masih berlanjut, baik dalam memperoleh kesetaraan hak maupun berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, semangat patriotisme perempuan harus terus diperkuat agar dapat membawa perubahan yang lebih besar bagi Indones

Lihat juga Video 'AKP Yuni Utami, Polwan Pejuang Hak Perempuan dan Anak':




(akn/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork