Aksi Warga Pasar Rawa Sumut Budi Daya Mangrove Jadi Sumber Mata Pencarian

Aksi Warga Pasar Rawa Sumut Budi Daya Mangrove Jadi Sumber Mata Pencarian

Mulia Budi - detikNews
Selasa, 03 Des 2024 19:18 WIB
Ketua Kelompok Tani Hutan, Wahyudi, di Pasar Rawa, Langkat, Sumatra Utara, Selasa (3/12/2024).
Kelompok tani hutan mangrove di Pasar Rawa, Langkar, Sumut. (Mulia Budi/detikcom)
Jakarta -

Budi daya mangrove menjadi sumber mata pencarian sebagian besar warga Pasar Rawa, Langkat, Sumatra Utara (Sumut). Warga hidup dengan bergantung pada hasil budi daya tersebut.

"Kalau di sini kami itu memang mangrove inu menjadi ketergantungan kami, menjadi sumber mata pencarian kami. Tapi tidak rata, tapi kalau kami di sini bisa dikatakan 60% itu mata pencariannya itu di mangrove," kata Ketua Kelompok Tani Hutan, Wahyudi, di Pasar Rawa, Langkat, Sumatra Utara, Selasa (3/12/2024).

Wahyudi mengatakan warga Pasar Rawa sepakat melestarikan mangrove dan memberikan sanksi denda pada pelaku perusak penebang mangrove. Dia mengatakan budi daya mangrove yang dilakukan berupa pembuatan rumah ikan di akar mangrove.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mulai dari mencari kepiting, mencari udang, ikan, itu dari mangrove semua itu, berkaitan dengan mangrove. Kalau yang lainnya itu ada yang berkebun lah kalau di sini, tidak semuanya," ujarnya.

Dia mengatakan warga semula tak bekerja bahkan mencuri sawit, kini memiliki penghasilan baru dari hasil budi daya mangrove. Selain rumah ikan, dia mengatakan pihaknya juga membuat ekowisata mangrove hingga olahan makanan dari mangrove.

ADVERTISEMENT

"Kalau untuk mata pencariannya itu memang kami sendiri ketergantungan dari mangrove," ucapnya.

Wahyudi bersyukur warga Pasar Rawa mendapat pendampingan dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Dia menyampaikan terima kasih ke BRGM.

"Dengan kami digandeng dengan BRGM ini kami kalau masyarakat ini alhamdulillah sangat terbantu," kata Wahyudi.

"Jadi harapan kami BRGM ini ke depannya berlanjut lah, seperti itu, karena BRGM ini memang menyentuh langsung ke masyarakat. Saya tidak membanding-bandingkan tapi yang kami rasakan seperti itu. Yang mana pun instansi itu baik, tapi dengan adanya BRGM ini juga cukup membantu kepada kami," tambahnya.

Sebagai informasi, Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) adalah program konservasi yang diinisiasi oleh pemerintah Indonesia dengan dukungan World Bank. Program ini bertujuan untuk merehabilitasi ribuan hektar mangrove yang terdegradasi di 4 fokus lokasi yakni Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Rehabilitasi dilakukan untuk memperkuat ketahanan pesisir, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain fokus pada pemulihan ekosistem mangrove, M4CR juga mendorong pemberdayaan ekonomi lokal melalui berbagai program berkelanjutan yang melibatkan masyarakat, seperti ekowisata, produksi kuliner lokal, serta pelatihan pengelolaan sumber daya alam.

Program ini juga merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam aksi iklim global. Tujuannya yakni untuk mengurangi kerentanan masyarakat pesisir terhadap bencana alam melalui pendekatan konservasi yang terpadu.

Program M4CR dilakukan pemerintah Indonesia melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dengan dukungan instansi terkait. Salah satunya yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Tonton juga video: Indonesia Pimpin ASOF27: Komitmen Indonesia Terhadap Pengelolaan Mangrove dan Hutan

[Gambas:Video 20detik]



(mib/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads