Ragam Upaya Desa di Sumut Lindungi Mangrove: Halau Perusak, Terapkan Denda

Ragam Upaya Desa di Sumut Lindungi Mangrove: Halau Perusak, Terapkan Denda

Mulia Budi - detikNews
Senin, 02 Des 2024 14:27 WIB
Budidaya mangrove di Tanjung Rejo, Deli Serdang (Mulia/detikcom)
Foto: Budidaya mangrove di Tanjung Rejo, Deli Serdang (Mulia/detikcom)
Deli Serdang -

Kepala Desa Tanjung Rejo, Deli Serdang, Sumatera Utara, Slamet, mengaku kesulitan menghadapi perusak pohon mangrove. Slamet mengatakan perusak mangrove beraksi pada malam hari menggunakan perahu (boat).

"Terang bulan mereka menebang melalui boat langsung mereka bawa kayunya itu ke daerah Belawan," kata Slamet di Desa Tanjung Rejo, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Senin (2/12/2024).

Slamet mengatakan pihaknya melalui kelompok masyarakat pengawas sudah melakukan patroli untuk mengantisipasi perusakan mangrove. Namun, patroli masih dilakukan dengan jalan kaki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara kami mengejarnya mereka naik boat, kami jalan kaki. Itu yang menjadi persoalan," ujarnya.

Dia berharap pemerintah memberikan bantuan berupa perahu. Menurutnya, antisipasi perusakan mangrove di Desa Tanjung Rejo akan lebih efektif jika menggunakan perahu.

ADVERTISEMENT

"Bantuan pemerintah yang kami harapkan speedboat ya, jadi tentunya kalau kita bentuk kelompok masyarakat pengawas, tentunya kan harus kita fasilitasi ini. Seperti speedboat, jadi kalau ada orang melakukan kita bisa langsung mengejarnya," ujarnya.

Slamet mengatakan pihaknya juga membuat peraturan desa untuk melindungi mangrove. Dia menuturkan pelaku perusakan mangrove akan dikenakan denda yang besarnya ditentukan dari hasil musyawarah desa.

"Kemarin itu mereka memotong dibuat untuk kayu bakar, kami tahan, kami setop, kami denda berapa pohon yang dipotong," ujarnya.

Dia mengatakan denda yang dikenakan ke pelaku didasarkan pada jumlah pohon mangrove yang ditebang. Uang yang didapat dari denda itu digunakan untuk pembelian bibit mangrove dan ditanam kembali.

"Sesudah itu kami denda, uang yang denda itu kami lakukan untuk penanaman," ujarnya.

Mangrove di desa ini juga digunakan untuk membuat batik hingga berbagai makanan. Hal ini menambah nilai ekonomis dari mangrove.

Sebagai informasi, Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) adalah program konservasi yang diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan World Bank. Program ini bertujuan untuk merehabilitasi ribuan hektar mangrove yang terdegradasi di empat fokus lokasi, yakni Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Rehabilitasi dilakukan untuk memperkuat ketahanan pesisir, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain fokus pada pemulihan ekosistem mangrove, M4CR juga mendorong pemberdayaan ekonomi lokal melalui berbagai program berkelanjutan yang melibatkan masyarakat, seperti ekowisata, produksi kuliner lokal, serta pelatihan pengelolaan sumber daya alam.

Program ini juga merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam aksi iklim global. Tujuannya yakni untuk mengurangi kerentanan masyarakat pesisir terhadap bencana alam melalui pendekatan konservasi yang terpadu.

Program M4CR dilakukan Pemerintah Indonesia melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dengan dukungan instansi terkait. Salah satunya yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan.

Simak juga video: Indonesia Pimpin ASOF27: Komitmen Indonesia Terhadap Pengelolaan Mangrove dan Hutan

[Gambas:Video 20detik]



(mib/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads