Gunung Batutara Masih Mengepul, Belasan Ribu Warga Diungsikan

Gunung Batutara Masih Mengepul, Belasan Ribu Warga Diungsikan

- detikNews
Jumat, 23 Mar 2007 14:09 WIB
Kupang - Aktivitas gunung berapi Batutara di Pulau Komba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkat. Letusan yang terjadi berulang kali dalam dua hari terakhir menyebabkan kabut asap dengan ketinggian mencapai 2.000 meter lebih disertai lava panas serta batu dan pasir terus dimuntahkan dari kawah gunung. Tidak ada korban jiwa hingga saat ini. Namun, sebagian dari 15.700 warga yang bermukim di desa-desa pesisir pantai di Kecamatan Buyasuri dan Omesuri yang berdekatan dengan Pulau Komba dilaporkan telah mengungsi ke lokasi yang aman.Bupati Lembata Andereas Duli Manuk dalam laporan tertulisnya kepada Gubernur NTT Piet A Tallo, Jumat (23/3/2007) mengatakan, letusan mulai berdampak kepada masyarakat di Kecamatan Buyasuri dan Omesuri yang ditandai dengan adanya perubahan rasa sumber-sumber air yang biasa di konsumsi warga. "Air bersih di dua kecamatan itu berubah rasa menjadi asin. Diduga perubahan rasa ini akibat dampak letusan gunung Batutara karena air tawar telah bercampur dengan air laut," kata Andereas.Menurut dia, gelombang di sekitar perairan Pulau Komba mencapai lebih dari 2 meter dan arus semakin deras. Dia menambahkan, pepohonan di bagian selatan dan timur gunung yang berada di radius kurang lebih 500 meter dari puncak gunung mati kekeringan dan sebagiannya tertimbun lava panas. "Pada tebing kaki gunung bagian timur muncul hembusan asap putih tebal dengan ketinggian mencapai 500 meter. Tim gabungan yang diterjunkan ke lokasi beberapa kali melihatat luncuran batu dari atas gunung menuju ke laut dan mendengar bunyi gemuruh serta mencium bau belerang yang menyengat dari radius kurang lebih 1 kilometer," lanjut dia. Pemerintah Kabupaten Lembata telah mengimbau masyarakat di empat kecamatan di sepanjang pantai utara Pulau Lembata yakni Kecamatan Buyasuri, Omesuri, Lebatukan dan Ile Ape untuk tenang dan tetap waspada serta selalu berkoordinasi dengan petugas. Imbauan ini dikeluarkan setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung menaikkan status gunung berapi Batutara dari status aktif normal menjadi waspada. Warga juga diminta untuk tidak mendekat ke gunung Batutara karena letusan dapat berpotensi melontarkan material vulkanik, pijar panas, dan gas beracun. Di samping itu, para nelayan yang biasanya melaut dan menjadikan Pulau Komba sebagai lokasi peristirahatan supaya tidak mendekat hingga radius tiga kilometer karena merupakan areal berbahaya.Beberapa warga yang sering beraktivitas di Pulau Komba mengatakan, aktivitas gunung sebenarnya mulai terlihat sejak akhir Februari lalu di mana sering terjadi percikan bunga api disertai letusan dan semburan asap dari puncak gunung. Bahkan para nelayan menemukan sejumlah ikan dasar laut yang mati secara tiba-tiba dan terapung di atas permukaan air laut disepanjang pesisir pantai Pulau Komba. Hingga kini, gunung berapi Batutara tidak dilengkapi dengan alat seismograf, sehingga tim vulkanologi mengalami kesulitan untuk mendata getaran yang ditimbulkan akibat gempa vulkanik. "Pengamatan yang dilakukan selama ini menggunakan sistim visual karena pulau Komba tidak berpenghuni," kata Kepala Biro Bina Sosial Setda NTT, Sentianus Medi. (asy/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads