Caleg terpilih PDI Perjuangan yang dipecat, Tia Rahmania, buka suara soal aksinya mengkritik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron. Dia mengaku kritik terlontar karena dia melihat latar belakang Nurul Ghufron.
"Saya rasa yang saya sampaikan itu satu bentuk hati nurani saya saja. Ketika menyampaikan karena saya melihat dari background beliau," kata Tia kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2024).
Tia menuturkan hendak menjunjung marwah KPK. "Itu dengan kasus-kasus yang ada, dan saya juga ingin bahwa marwah KPK itu dijunjung tinggi, itu yang saya harapkan," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, Tia mengkritik Ghufron ketika menjadi pembicara di kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi Calon Anggota DPR RI Terpilih 2024-2029. Tia menginterupsi Ghufron ketika bicara tentang materi penguatan antikorupsi untuk penyelenggara negara berintegritas (PAKU Integritas).
"Ketika kemudian narasumber yang ada di depan kami hadir dengan background tertentu, yang tentunya perlu kita kritisi, makanya kemudian itu terlontar demikian," ujar Tia.
Saat ditanya apakah pemecatannya oleh PDIP terkait kritikan yang dilontarkannya, Tia menyebut tak tahu pasti. Dia mengaku enggan berspekulasi mengenai hal itu.
"Itu di luar jangkauan saya, saya tidak tahu. Kita nggak boleh curiga, nggak boleh suuzan dong. Yang pasti di Lemhannas, saat saya masuk itu, nama saya masih ada di absen, itu saja," tuturnya.
Tia juga mengatakan surat pemecatanya dari partai berlogo banteng itu baru diterimanya pada Kamis (26/9). "Ya, kalau bicara pemecatan, memang saya baru nerima kemarin," pungkasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak Video: Video: Kata Puan soal Tia Rahmania Bakal Laporkan PDIP ke Polisi
Sebelumnya, pemecatan Tia menjadi sorotan karena terjadi setelah Tia viral mengkritik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron. Mulanya, dalam salah satu ceramahnya di forum tersebut, Ghufron menyinggung soal tabiat menerima hadiah yang masih ada di kalangan penyelenggara negara. Dia menyebut kebiasaan buruk itu kadang dianggap sebagai budaya Timur.
Pernyataan Ghufron itu seketika diinterupsi oleh Tia Rahmania, yang menjadi peserta. Anggota DPR terpilih dari Fraksi PDIP ini mengaku kesal mendengar ceramah dari Ghufron.
"Ini saya makin enek soalnya, pusing saya. Izin ya, Pak Nurul Ghufron yang terhormat, yang merupakan pimpinan KPK kita yang luar biasa. Kalau kata psikologi, ini terjadi disonansi kognitif di kepala saya, artinya terjadi konflik di dalam batin saya," ujar Tia.
Tia lalu menyinggung riwayat kasus etik Ghufron selama menjabat pimpinan KPK. Dia meminta Ghufron menjelaskan kasus etiknya dibanding berbicara soal integritas kepada anggota DPR terpilih. Setelahnya, Tia pun keluar dari ruang acara.
"Korupsi itu intinya etika dan moral, Pak. Saya adalah salah satu dosen antikorupsi. Terima kasih, Pak, karena Pak Ghufron sendiri yang membuka. Mohon, ini masukan bagi panitia Lemhannas, kalau bisa, cari pematerinya yang memberikan nilai-nilai baik. Terima kasih, saya izin keluar," katanya.
Di sisi lain, PDIP menampik pemecatan Tia berkaitan dengan kritik tersebut. Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menegaskan pemecatan Tia tidak berkaitan dengan kritik kepada Ghufron.
Dia menyebut Tia dipecat karena terlibat perselisihan internal partai.
"Sama sekali tidak ada kaitannya dengan persoalan yang bersangkutan mengkritik NG. Persoalan terkait perselisihan di internal partai, diselesaikan sama Mahkamah Partai," jelas Djarot, Kamis (26/9).
Djarot menyebut Tia Rahmania diganti karena sebelumnya digugat oleh Bonnie Triyana perihal selisih penghitungan suara di dapil yang sama. Kedua belah pihak telah diundang ke Mahkamah Partai dan bukti-bukti terkait selisih hasil suara juga dipaparkan.