Pesawat N-219 dengan model Amfibi sedang dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, mengatakan, pengembangan pesawat N-219 model Amfibi akan meningkatkan performa pesawat.
Dengan model Amfibi, Gita menyebut pesawat N-219 mampu mendarat di air. Menurut Gita, pesawat N-219 Amfibi memiliki performa yang lebih baik dibandingkan model N-219 sebelumnya.
"Kita akan menghasilkan Amfibi, sebetulnya basis ini performanya naik. Karena performanya dinaikkan untuk membawa float. Maka otomatis pada saat dia basisnya, basisnya itu naik," kata Gita di Hanggar Pesawat N219 PTDI, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).
"Kita harus masuk fase ke apa yang disebut dengan basic aircraft amphibious. Nah jadi itu basic aircraft amphibious itu, sekaligus akan meningkatkan performa daripada basic 219-nya karena akan membawa float yang itu," ucapnya.
Di tempat yang sama, Direktur Produksi PTDI Batara Silaban, mengatakan, pengembangan N-219 Amfibi didukung oleh anggaran pemerintah yakni dari Bappenas. Dia mengatakan pesawat N219 Amfibi nantinya akan terus disempurnakan baik dari sisi keandalannya maupun kemudahan dalam perawatan.
"Kalau untuk pengembangan 219 Amfibi ini memang kita didukung oleh pemerintah dalam hal ini Bappenas, jadi kalau ditanya development Amfibi-nya, memang kita didukung oleh anggaran pemerintah," kata Batara.
"Development yang kali ini, betul-betul ujungnya jadinya serial production, langsung diterbangkan, yang kedua, development serial Amfibi yang kami lakukan adalah, melakukan improvement, satu, payload, yang kedua, dari segi reliability dan maintainability," jelasnya.
PTDI Terima Pesanan Pesawat dari Afrika
Selain mengembangkan pesawat N-219, Dirut PTDI Gita Amperiawan mengatakan pesawat-pesawat produksi PTDI juga diminati oleh pasar luar negeri termasuk Afrika. Bahkan PTDI berencana membangun pabrik final assembly line di Afrika.
"Seperti (jenis N)235, kita jual ke Afrika, itu kita terbangkan ferry flight ke Afrika. Tapi tidak mungkin menerbangkan ferry flight 219 ke Afrika. Maka mandatori di Afrika ini harus kita buat final assembly line. Bisa membayangkan, itu kita akan ke sana, kita bangun di sana, final assembly line, kita akan penetrasi secara market ke Afrika," katanya.
Menurut Gita, kontrak penjualan pesawat yang didapat PTDI saat ini mencapai rekor tertinggi, yakni hingga 1 miliar dolar. Menurutnya, PTDI akan terus meningkatkan capaian nilai kontrak hingga penjualan pesawat pabrikan PTDI.
"Kami di 2023 ya itu lebih dari USD 1 billion, ini pertama dalam sejarah PTDI mencapai kontrak sebesar itu. Tapi yang jelas adalah bahwa growth PTDI ini kita pertahankan untuk terus tumbuh. Baik dari segi kecapaian kontraknya maupun sales-nya maupun dari segi bagaimana membangun ekosistemnya," ujarnya.
(whn/whn)