Setiap bulan selalu ada fenomena astronomi yang terjadi dan menarik untuk diamati. Berdasarkan informasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ada empat fenomena astronomi yang terjadi di bulan Oktober 2024, salah satunya Gerhana Matahari Cincin.
Berikut daftar fenomena astronomi Oktober 2024 beserta jadwalnya.
Daftar Fenonema Astronomi Oktober 2024
Dikutip dari situs resmi BRIN, peristiwa astronomi di bulan Oktober 2024 terdiri dari gerhana matahari, hujan meteor hingga bulan purnama. Lantas, kapan terjadinya? Simak ulasan di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Gerhana Matahari Cincin (2 Oktober 2024)
Dilansir situs Space, Gerhana Matahari Cincin akan melintasi sebagian Samudra Pasifik, bagian selatan Chili, dan bagian selatan Argentina. Fenomena ini terjadi pada tanggal 2 Oktober 2024.
Selama Gerhana Matahari Cincin, Bulan bergerak di depan Matahari saat berada sedikit lebih jauh dari Bumi dibandingkan saat Gerhana Matahari Total, sehingga Bulan tidak sepenuhnya menutupi cakram Matahari.
![]() |
Saat itu, Bulan meninggalkan cincin cahaya yang jelas di sekitar Bulan, sehingga Gerhana Matahari Cincin 2 Oktober 2024 juga dikenal sebagai Gerhana Matahari "Cincin Api". Pada titik gerhana terbesar di Pasifik, Bulan akan menutupi 93% pusat Matahari, menciptakan "cincin api" yang terlihat selama 7 menit dan 25 detik.
Gerhana Matahari Cincin pada 2 Oktober 2024 dinilai istimewa karena tiga alasan, yaitu:
- Pertama, gerhana ini terjadi setelah Gerhana Besar Amerika Utara pada 8 April, sehingga minat terhadap gerhana matahari seharusnya tinggi, dan banyak pemburu gerhana akan bepergian untuk melihatnya.
- Kedua, gerhana ini berlangsung lama, dengan cincin api yang berlangsung hingga 7 menit 25 detik. Itu jauh lebih lama dari 4 menit 52 detik yang mungkin terjadi di AS selama Gerhana Matahari Cincin terakhir pada 14 Oktober 2023.
- Ketiga, tempat terbaik untuk menyaksikan peristiwa ini adalah destinasi yang benar-benar ikonik, yakni Rapa Nui yang juga disebut Pulau Paskah.
2. Hujan Meteor Draconid (6-10 Oktober 2024)
Hujan meteor terjadi ketika objek langit meteoroid terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Objek tersebut dapat berasal dari sisa komet atau asteroid yang yang juga mengorbit Matahari.
Masih mengutip dari situs Space, Hujan Meteor Draconid aktif antara 6 sampai 10 Oktober 2024 dan akan mencapai puncaknya sekitar 8 Oktober 2024.
Kondisi untuk melihat Draconid tahun ini cukup baik karena meskipun Bulan akan diterangi 27% pada saat puncak, ia akan terbenam sekitar pukul 9 malam waktu setempat, sehingga memungkinkan untuk berburu meteor di malam hari di langit tanpa Bulan.
Menurut NASA, Draconid disebabkan oleh Bumi yang melewati puing-puing, semacam bongkahan es dan batu, yang tertinggal oleh Komet 21P/Giacobini-Zinner saat meluncur melalui tata surya, melewati Bumi sekali setiap 6,6 tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir, Draconid relatif tenang, hanya menghasilkan sedikit meteor dan tidak ada letusan aktivitas yang berarti. Ini jauh berbeda dari hujan meteor lama, ketika Draconid menghasilkan beberapa hujan meteor paling mengesankan di abad ke-20 pada tahun 1933 dan 1946.
Menurut Royal Museums Greenwich, Draconid yang kadang-kadang disebut Giacobinid, diambil dari nama astronom Prancis Michel Giacobini yang menemukan komet 21 P/Giacobini-Zinner. Komet ini ditemukan pada tanggal 20 Desember 1900 oleh Giacobini di Observatorium Nice di Prancis.
Kemudian, diamati oleh Ernst Zinner pada tanggal 23 Oktober 1913. Komet kecil ini berdiameter 1,24 mil (2 kilometer) dan membutuhkan waktu sekitar 6,6 tahun untuk mengorbit Matahari.
Untuk melihat Hujan Meteor Draconid dengan lebih baik, pergilah ke lokasi yang paling gelap, kemudian bersandarlah. Anda tidak memerlukan peralatan seperti teleskop atau teropong; cukup melihat langit sebanyak mungkin dan biarkan mata Anda beradaptasi dengan kegelapan selama sekitar 30 menit.
Cek halaman berikutnya.