Pamit ke Komisi X DPR, Mendikbud Nadiem Makarim Bacakan Puisi

Pamit ke Komisi X DPR, Mendikbud Nadiem Makarim Bacakan Puisi

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Rabu, 11 Sep 2024 14:54 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kiri) menerima laporan Panitia Kerja (Panja) Pembelajaran Jarak Jauh dari Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti (kanan) saat rapat kerja di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Rapat kerja tersebut  membahas tentang laporan keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2019, proses hibah hak paten merdeka belajar serta kebijakan sekolah yang berada dalam zona hijau COVID-19. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz
Nadiem Makarim Rapat di Komisi X DPR (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI)
Jakarta - Mendikbudristek Nadiem Makarim membawa suasana beda dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR pada hari ini. Nadiem pamit pada rapat terakhir bersama Komisi X DPR dengan membacakan puisi.

Rapat itu digelar di ruang rapat Komisi X gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (11/9/2024). Dalam penyampaian pihak pemerintah, Nadiem menyinggung kementeriannya telah menghadapi berbagai tantangan hingga kritikan tajam.

"Walaupun banyak sekali tantangan perdebatan, tantangan kritik, yang kadang-kadang tajam yang dilontarkan ke kami dan tim kami. Terus terang kritik dan semua masukan itu membuat kita sebagai tim manajemen di Kemdikbudristek lebih baik dan setiap hari tertantang untuk menjadi lebih baik untuk melayani para konstituen kita di bidang pendidikan," ujar Nadiem.

Meski begitu, menurut Nadiem, berbagai kritik tersebut memantik pihaknya untuk terus bekerja lebih baik. Pada 20 Oktober 2024 nanti, pemerintahan dan jajaran menteri baru akan dilantik.

"Dan Komisi X dengan semua kritikannya tetap menjadi mitra yang selalu berjuang bersama. Itu yang saya sadari, bahwa misinya itu sama, hatinya ada di tempat yang sama dan itu yang membuka mungkin harapannya menjadi contoh ya dari kemitraan antara komisi dan kementerian karena kemitraan itu kita bisa mencapai hal-hal yang mungkin 5 tahun yang lalu tidak mungkin kita pikirkan," lanjutnya.

Pada penghujung rapat, Nadiem kemudian membacakan puisi mengenai perjalanan menjabat Mendikbudristek pada periode 2019-2024.

"Mungkin untuk menutup, karena dari tadi udah banyak yang memberikan pantun, mungkin saya kasih sedikit lagi bukan pantun, tapi mungkin puisi kalau boleh. Biar agak beda sedikit," kata Nadiem.

Berikut ini puisi yang dibawakan Nadiem:

Zaman dulu murid merasa berat bangun di pagi hari,
Memakai seragam sekolah terasa tegang di hati,
Karena anak itu tahu sesaat lagi dia akan masuk ruang kelas yang menakuti,

Zaman dulu setiap kesalahan dikenai hukuman,
Setiap pertanyaan dipermalukan,
Relevansi dari ajaran semakin membingungkan,
Dari hari ke hari ia semakin ketinggalan,

Bukan hanya anak lho yang ketakutan,
Ibu guru pun tak bisa nafas mengejar pembelajaran,
Materi ajar serasa kereta tanpa batas kecepatan,
Beban birokrasi membuat guru seperti tahanan,

Tetapi di dalam hati setiap anak ada mimpi yang tersembunyi,
Keinginan untuk belajar tanpa dihakimi,
Kepercayaan kuat bahwa dia punya kompetensi,
Keinginan untuk dilihat sebagai manusia mandiri,

Dan setiap guru punya firasat di dalam hati,
Bahwa mungkin metode kuno sudah tidak relevan lagi,
Bahwa pembelajar sepanjang hayat tidak mungkin bisa diproduksi dengan kekakuan, penghafalan, dan standarisasi,
Baik anak maupun guru harus diberikan ruang untuk berkreasi, berinovasi, bahkan untuk berjuang,
Ruang kelas menjadi panggung dan juga peluang untuk menemukan jati diri setiap orang,

Pada hari ini kita semua bergabung untuk melihat apa yang terjadi kalau murid dan guru diberikan panggung,
Untuk membuktikan bahwa kreativitas dan kolaborasi sama pentingnya dengan berhitung,
Karena inilah resep yang membuat mimpi setiap anak melambung,

Bapak dan Ibu proses transformasi membutuhkan sabar,
Hampir 5 tahun kami sibuk menanam akar,
Baru sekarang bunga perubahan terlihat mekar,
Di tangan Anda semua saya titipkan Merdeka Belajar. (fca/rfs)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads