Cerita dari Jakut: Perahu Eretan Masih Jadi Andalan di Kota Metropolitan

Cerita dari Jakut: Perahu Eretan Masih Jadi Andalan di Kota Metropolitan

Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Sabtu, 20 Jul 2024 21:00 WIB
Perahu eretan di Kapuk Muara, Jakarta Utara, 20 Juli 2024. (Brigitta Belia Permata Sari/detikcom)
Perahu eretan di Kapuk Muara, Jakarta Utara, 20 Juli 2024. (Brigitta Belia Permata Sari/detikcom)
Jakarta -

Keberadaan perahu eretan di Kali Cagak, Penjaringan, Jakarta Utara tak tergerus zaman. Meskipun berbagai mode transportasi umum modern terus bermunculan, eretan ternyata masih menjadi andalan warga di kota metropolitan.

detikcom mencoba menyusuri kawasan Kali Cagak, Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (20/7/2024). Di tempat inilah warga bisa menggunakan perahu eretan, untuk menyeberang dari Kapuk Muara menuju Pantai Indak Kapuk (PIK).

Perahu eretan ini cukup kuat mengangkut gerobak, bahkan sepeda motor warga sekalipun. Seperti saat detikcom tiba di lokasi, sudah ada beberapa sepeda motor mengantre untuk menyeberang menggunakan perahu eretan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan itu, detikcom pun ikut mencoba perahu eretan untuk menyeberang. Saat menuju lokasi, warga harus melewati gang sempit terlebih dahulu, soalnya Kali Cagak ini berada persis di bawah Tol Sedyatmo arah Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Kondisi jalan sepanjang gang menuju Kali Cagak memang tidak terlalu bagus, banyak jalan yang rusak dan bergelombang. Kondisi ini membuat para pengendara sepeda motor harus berhati-hati dan sesekali menundukkan kepala ketika melintasi kolong Tol Sedyatmo.

ADVERTISEMENT
Perahu eretan di Kapuk Muara, Jakarta Utara, 20 Juli 2024. (Brigitta Belia Permata Sari/detikcom)Foto: Perahu eretan di Kapuk Muara, Jakarta Utara, 20 Juli 2024. (Brigitta Belia Permata Sari/detikcom)

Untuk menuju perahu eretan, terdapat jembatan kayu yang menghubungkan beton jalan dengan Kali Cagak. Jembatan kayu ini digunakan untuk mempermudah para pengendara menaiki perahu eretan.

Dalam waktu sekitar 2-3 menit sekali, perahu eretan berukuran 2x10 meter ini menjemput para pengendara di Kapuk Muara untuk menyeberang ke PIK, begitu pula sebaliknya.

Desain perahu yang dibuat lebih lebar dari perahu pada umumnya, memudahkan pengendara sepeda motor untuk naik. Bukan hanya sepeda motor, warga pejalan kaki juga memilih naik eretan untuk mempersingkat waktu.

Orang yang mengerahkan perahu eretan hanya mengandalkan tambang sepanjang 20-30 meter yang terbentang di Kali Cagak untuk menyeberangi pengendara sepeda motor. Setiap tarikan yang dilakukan tukang ojek eretan tentu saja menguras tenaga.

Dalam sekali perjalanan, perahu eretan bisa membawa 10-13 sepeda motor beserta pemiliknya. Saat eretan berjalan, arus air dan angin di Kali Cagak cukup membuat perahu bergoyang.

Orang yang membawa perahu eretan harus benar-benar menjaga keseimbangan agar bisa membawa para penumpang dengan selamat sampai di seberang. Setibanya di tujuan, orang yang menarik perahu eretan akan menagih ongkos sebesar Rp 2.000-3.000.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.

Eretan Sudah Ada Sejak '80-an dan Masih Diminati Warga

Perahu eretan merupakan salah satu moda transportasi tradisional yang masih bertahan hingga saat ini. Perahu eretan yang ada di kawasan Kali Cagak sudah ada sejak 1980.

"Jasa perahu eretan itu sudah lama banget, dari saya kecil, tahun 1980-an," kata pemilik warung yang ada di lokasi, Rima (54), Sabtu (20/7/2024).

Ia mengatakan jasa perahu eretan ini dikelola oleh warga lokal yang masih memiliki hubungan keluarga satu sama lain. "Itu yang ngelola juga satu keluarga, jadi turun-temurun, saudara-saudaranya ikut semua," ujarnya.

"Biasanya gantian yang narik. Tiap dua jam sekali istirahat, gantian. Kalau hari kerja, ada dua perahu yang jalan. Soalnya, banyak motor yang mau nyeberang," sambungnya.

Warga memanfaatkan perahu eretan yang melintas di Sungai Banjir Kanal Barat, Jakarta Barat, Kamis (9/2/2023). Perahu eretan ini menghubungkan Kota Bambu Utara, Jakbar dengan kawasan Cideng, Jakarta Pusat. Sekali tempuh, pengguna membayar Rp 2.000. Perahu eretan memangkas jarak jika harus melewati jembatan besi yang jumlahnya tak banyak.Warga memanfaatkan perahu eretan yang melintas di Sungai Banjir Kanal Barat, Jakarta Barat, Kamis (9/2/2023). Perahu eretan ini menghubungkan Kota Bambu Utara, Jakbar dengan kawasan Cideng, Jakarta Pusat. Sekali tempuh, pengguna membayar Rp 2.000. Perahu eretan memangkas jarak jika harus melewati jembatan besi yang jumlahnya tak banyak. Foto: Ari Saputra

Warga Merasa Naik Eretan Lebih Hemat Waktu dan Bansin

Sejumlah warga merasa terbantu oleh keberadaan perahu eretan di Kali Cagak ini. Menurut mereka, perahu eretan dapat menghemat waktu tempuh perjalanan dan pengeluaran bensin kendaraan.

"Eretan ya sangat membantu. Soalnya, kita bisa hemat waktu dan hindari macet juga. Irit bensin juga lagi, kan," kata Roman (36) saat ditemui detikcom di lokasi, Sabtu (20/7/2024).

Roman mengatakan, Jalan Teluk Gong menuju PIK selalu macet, sehingga ia lebih memilih menyeberang menggunakan perahu eretan untuk memangkas waktu dan terhindar dari kemacetan.

"Kalau saya lewat jalur ke PIK, itu lebih lama lagi. Kalau lewat Teluk Gong, kadang terjebak macet, makanya milih lewat sini karena lebih efektif, bisa mangkas waktu sepuluh menitan," ujarnya.

Ia mengaku, jasa perahu eretan ini sudah ada sejak dirinya masih sekolah. Hampir setiap hari ia menggunakan jasa tersebut untuk pergi ke tempat kerjanya.

"Tiap hari saya naik ini. Saya kerja di daerah PIK, tapi rumah di Jembatan Tiga. Kan lumayan tuh, apalagi kalau lagi macet. Jadi saya pakai ini," ungkapnya.

"Ini mah udah lama banget (perahu eretannya), puluhan tahun ada. Orang dari zaman saya masih sekolah udah ada ini," sambungnya.

Meski begitu, bukan hanya warga lokal yang menggunakan jasa perahu eretan, tapi banyak pekerja, kurir paket, bahkan ojek online yang juga menggunakan jasa perahu eretan tersebut untuk menuju PIK dari Pluit atau sebaliknya.

Seperti halnya Tomi (27). Ia juga merasa terbantu oleh adanya perahu eretan. Ia, yang sehari-hari mengantar paket, tak masalah harus membayar Rp 2.000 untuk menyeberang ke daerah PIK.

"Nggak apa-apa, lebih hemat waktu. Soalnya, kalau lewat jalan, biasa suka macet, jadi lama, di jalan capek. Kalau lewat sini, kan cuma bayar dua ribu, lewat gang sepi, jadinya cepet nganter paketnya," ujar Tomi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads