Polisi berhasil menangkap tujuh orang anggota sindikat pencurian dan penadah bajaj. Korban bernama Supriyadi (45) bercerita sempat kebingungan mencari bajajnya hingga ke tanah-tanah kosong di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
"Bingung, pusing. Kita mikir gimana ini bajajnya? Terus nanti ketempuhan harus ganti. Karena bajaj itu bajaj orang. Tiap hari nyariin bajaj, seminggu lebih saya nyari. Kalau tiga hari itu bilang ke yang punya," kata Supriyadi saat berjumpa dengan detikcom di rumahnya kawasan Kedoya Utara, Jakarta Barat, Jumat (19/7/2024).
Supriyadi mengaku terus mencari bajaj yang hilang hingga sepekan lamanya. Dia bahkan sampai pulang larut malam demi menemukan kendaraan yang menjadi sumber penghidupannya itu.
"Ya muter-muter aja Jakarta. Nanya ke kawan-kawan siapa tahu ada yang tahu. Terus, di mana ada lahan kosong, di situ saya cari. Siapa tahu diumpetin di situ. Saya pernah nyari ke Meruya, terus Pluit. Lihat-lihat di jalan, siapa tahu lewat," jelasnya.
Supriyadi menambahkan tahu pasti ciri-ciri bajaj yang sering dipakainya itu. Sudah dua tahun dia merawat bajaj sewaan tersebut.
"Bisa kenal, ada ciri khasnya. Selama dua tahun ini saya yang ngerawat bajajnya. Jadi saya tahu cirinya," kata dia.
Selanjutnya, Supriyadi sampai mengajak istrinya, Carsiti (44), mencari ke sejumlah tempat. Dalam kondisi hujan maupun terik matahari, mereka berusaha agar bajaj itu ditemukan.
"Saya juga sempat diajak nyari. Saya sampai takut nyampai di tanah kosong, waktu itu mau banjir juga. 'Ayo, Pak, pulang, takut ada uler'. Aku takut. Dianterin pulang, bapaknya nyari lagi. Malam lagi itu," kata Carsiti.
Carsiti, yang khawatir dengan suaminya, sempat bilang untuk berhenti mencari, terlebih ketika itu dia sedang sakit. Namun, karena ingat bajaj bukan milik pribadi, Supri terus mencari sebelum melapor polisi.
"Kata saya, 'Udah, jangan dicariin terus, pulang, makan, mandi'. Tapi karena bajajnya orang, pusing takut ketempuhan kan ya, jadi dicari terus," imbuhnya.
Lihat juga Video 'Viral Bajaj Hampir Tertabrak KRL gegara Terobos Perlintasan di Jakpus':
(taa/taa)