Polisi menangkap 7 orang sindikat pencurian dan penadah bajaj. Korban mengaku sempat ragu melapor ke polisi karena takut dimintai biaya.
"Saya belum pernah melapor, jadi takut kena biaya, kalau lapor saya tidak punya uang kan," kata Supri dalam video yang diunggah di Instagram Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, @kasubditjatanraspmj, Jumat (19/7/2024).
"Ternyata, saya laporan, dan dibantu oleh bapak di polres, ternyata tidak ada (yang minta uang)," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Supri mengaku bajaj yang disewanya itu hilang pada Jumat (5/7). Dia tak langsung melapor ke pemilik bajaj bernama Mbah Sis setelah bajaj hilang.
Dia sempat mencari dan bertanya-tanya soal sosok pencuri bajaj yang terekam kamera. Dia juga sempat menduga bajajnya hilang karena untuk mainan teman-temannya.
"Saya berusaha nanya-nanya ke teman saya 'lihat bajaj saya nggak?'. Ini soalnya terekam CCTV. 'Coba lihat, siapa tahu kenal gitu'. Ternyata nggak kenal," kata dia.
"Saya laporan ke Pak Sis setelah 3 hari kejadian, sebelum buat laporan ke polisi. 'Mbah, bajajnya hilang, Mbah. Hilang diambil orang'. Kenapa baru laporan? Kemarin-kemarin, takut saya, sama anak-anak buat mainan, didorong, atau ke mana," tambahnya.
![]() |
Karena bajaj tak kunjung ditemukan, Supri pun melapor ke Polsek Kebon Jeruk. Dia mengaku merasa terbantu kepolisian hingga akhirnya sindikat pelaku ditangkap.
"Pelakunya itu sudah ditangkap, saya sudah senang Pak. Merasa dibantu oleh kepolisian, Jatanras Unit 3 ya terutama. Saya sangat berterima kasih," kata Supri.
Sindikat 'Mutilasi' Bajaj Dibekuk
Polisi menangkap 2 pelaku utama dalam kasus ini, yaitu M yang berperan sebagai eksekutor dan YR yang berperan sebagai joki. Keduanya ditangkap di Pluit, Jakarta Utara (Jakut).
M dan YR lalu 'memutilasi' bajaj yang dicuri untuk dijual bodi hingga onderdilnya kepada penadah. Polisi lalu menangkap 5 orang penadah lainnya yang berinisial HS, PSA, AP, S, dan ES.
Polisi menyebut pelaku 'memutilasi' bajaj sebelum akhirnya dijual murah ke penadah. Pelaku membagi rata duit hasil penjualan bajaj yang sudah 'dimutilasi' tersebut yakni sebesar Rp 2-3 juta.
"Bajaj milik korban telah dibongkar dengan cara dipotong kemudian dibawa untuk dilebur. Sedangkan mesin bajaj milik korban dijual," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis (18/7).
Saat ini barang bukti berupa potongan-potongan bajaj sudah diamankan polisi. Alat-alat kejahatan yang digunakan pelaku untuk beraksi pun turut diamankan.
"Barang bukti satu buah tromol, dua buah kursi bajaj, tiga buah roda beserta ban bajaj, satu buah mesin bajaj, satu buah tabung bahan bakar gas bajaj," ujarnya.
(jbr/mei)