Keluarga Cerita tentang Kecintaan Jenderal Hoegeng terhadap Polri

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Rabu, 10 Jul 2024 14:31 WIB
Cucu Kapolri ke-5 Jenderal Hoegeng Iman Santoso, Rama Hoegeng (Rizky Adha Mahendra/detikcom)
Jakarta -

Cucu Kapolri ke-5 Jenderal Hoegeng Iman Santoso, Rama Hoegeng, menghadiri peluncuran buku dan pameran karya terkait Jenderal Hoegeng di Balai Budaya, Menteng, Jakarta Pusat. Dia mengapresiasi kegiatan yang digelar Sespimti Polri tersebut.

"Saya terus terang cukup kaget melihat panjenengan semua memberikan karya atau pada hari ini menampilkan karyanya di luar ekspektasi kami, luar biasa," kata Rama dalam sambutannya, Rabu (10/7/2024).

Dia turut menyampaikan rasa terima kasih bahwa keluarga Jenderal Hoegeng masih mendapat tempat di Polri. Salah satunya melalui acara tersebut.

"Untuk acara Pitutur Hoegeng ini, terus terang it's a blessing. Dimulai dari peresmian monumen patung almarhum di Sespim itu it's a blessing buat kami," ujarnya.

Rama kemudian juga menyampaikan harapannya terhadap peserta didik (Serdik) Sespimti Dikreg ke-33 selaku penyelenggara acara.

"Untuk sedulur semua, Serdik Sespimti 33 untuk berkah buat semua. Kami keluarga pingin melihat sedulur semua menjadi Bhayangkara sejati," terangnya.

Rama bercerita bagaimana Jenderal Hoegeng sangat mencintai institusi Polri. Dia mengatakan bahwa sejak kecil hingga remaja, tinggal bersama Jenderal Hoegeng.

"Jadi bagaimana almarhum itu selalu mencintai institusi ini, bahkan tanggal 10 Juli, 4 hari sebelum almarhum wafat, saat itu di RSCM memang tugas saya menjaga almarhum," ucapnya.

"Tanggal 14 pun saya mendampingi almarhum saat wafat. Yang ditanya adalah sebelum tanggal 1 Juli itu adalah tanggal berapa? Sampai akhirnya ketemu tanggal 1 Juli, beliau bilang alhamdulillah. Seminggu kemudian, beliau minta terus ditemani saya hingga wafatnya di tanggal 14 Juli," lanjutnya.

Rama mengatakan baru pertama kali menampilkan barang-barang pribadi Jenderal Hoegeng dalam sebuah pameran. Dia bercerita sempat ditegur oleh Kasespim Polri Irjen Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana.

"Kami baru pertama kali menampilkan semua artefak almarhum yang waktu itu saya sempat ditegur oleh Pak Chrysnanda, 'Mas Rama ini nggak boleh kayak gini, Mas Rama nggak boleh pelit, harus share'. Akhirnya dengan bantuan teman-teman menampilkan artefak-artefak almarhum yang memang belum pernah ditampilka

Simak juga 'Penyelamat Penyu dari Tanah Rencong':




(rdh/idn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork