YLBHI Nilai Wacana 'Presiden Dipilih MPR' Musibah Berbahaya

YLBHI Nilai Wacana 'Presiden Dipilih MPR' Musibah Berbahaya

Zunita Putri - detikNews
Jumat, 07 Jun 2024 14:30 WIB
Ketua YLBHI M Isnur (Annisa/detikcom)
Ketua YLBHI M Isnur (Foto: dok. detikcom)
Jakarta -

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) merespons tentang wacana presiden dipilih kembali oleh MPR RI. YLBHI menilai wacana itu suatu musibah kemunduran demokrasi.

"Ini adalah musibah, kemunduran yang sangat-sangat mundur, dan sangat-sangat berbahaya karena mengembalikan situasi kepada keputusan di tangan hanya segelintir orang, dan akan ada pemusatan kekuasaan kembali di orang-orang yang kita nggak tahu mereka akan pilih siapa. Jadi ini berbahaya sekali tidak ada partisipasi rakyat yang maksimal," ujar Ketua YLBHI M Isnur saat dihubungi, Jumat (7/6/2024).

Isnur mengatakan memang dari pandangannya praktik kepemiluan di Indonesia masih ada masalah. Namun, menurutnya, masalahnya bukan di UUD 1945.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi saya melihat ini ada banyak masalah dalam praktik kepemiluan Indonesia itu bukan masalahnya bukan di UUD 45, tapi masalahnya di implementasi, masalahnya adalah di presiden yang cawe-cawe, masalahnya adalah di undang-undang yang kemudian tidak bisa diperbaiki, tidak mendorong partisipasi terbuka," katanya.

"Di partai yang juga belum ada perbaikan mengenai bagaimana mengelola negara ini, di KPU yang penyelenggaranya penuh dengan pelanggaran etik, di hakim MK yang melanggar etik," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Dia menegaskan kesalahan dalam pemilu itu ada di implementasi. Karena itu, dia menilai usulan agar wacana presiden kembali dipilih MPR itu adalah bentuk dari pikiran yang sesat.

"Jadi kita melihat bersama kekeliruannya dalam implementasi, banyak lembaga, banyak undang-undang, banyak orang yang melanggar etik yang bahkan konstitusi, tapi justru yang dirobohkan konstitusinya. Ini adalah sesat pikir yang nyata dari para pimpinan MPR, termasuk Amien Rais," ucapnya.

Untuk diketahui, wacana presiden dipilih MPR mencuat dari pernyataan Amien Rais yang disampaikan saat melakukan silaturahmi bersama pimpinan MPR RI. Amien mengatakan pertemuan itu turut membahas terkait amandemen UUD 1945.

"Saya menyampaikan, kalau mau dikasihkan apa, diberi amendemen, silakan, sesuai kebutuhan zaman," kata Amien Rais setelah bertemu dengan pimpinan MPR di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6) kemarin.

Amien mengaku tidak keberatan jika presiden kembali dipilih oleh MPR. Menurutnya, MPR akan memiliki banyak pertimbangan ketika memilih presiden.

"Jadi sekarang kalau mau (presiden) dikembalikan dipilih MPR, mengapa tidak? MPR kan orangnya berpikir, punya pertimbangan," ujarnya.

"Dulu kita mengatakan kalau dipilih langsung, one man one vote mana mungkin ada orang mau menyogok 127 juta pemilih? Mana mungkin. Perlu ratusan triliun. Ternyata mungkin," ucap dia.

(zap/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads