Satgas Pangan Polri Ungkap Penyebab Stok Gabah-Beras Menurun di Sulsel

Kurniawan Fadilah - detikNews
Kamis, 30 Mei 2024 14:22 WIB
Satgas Pangan Polri melakukan monitoring ketersediaan stok dan penggilingan beras di wilayah Sulawesi Selatan. (Foto: dok. istimewa)
Jakarta -

Tim Satgas Pangan Polri mengungkap penyebab penurunan stok beras dan gabah di Sulawesi Selatan pada tahun ini. Fenomena El Nino diperkirakan menjadi faktor utama yang mempengaruhi penurunan yang terjadi.

Penyebab penurunan stok beras dan gabah di Sulawesi Selatan diketahui setelah tim Satgas Pangan Polri melakukan monitoring ketersediaan stok dan penggilingan beras di wilayah Sulawesi Selatan. Pengecekan ini dilakukan bersama Kementerian Pertanian RI.

"Stok beras dan gabah di penggilingan tersedia, namun tidak sebanyak tahun 2023. Hal ini disebabkan efek dari El Nino dan situasi saat ini di Sidrap masih banjir," kata penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Kombes Hermawan dalam keterangan, Kamis (30/5/2024).

Hermawan menjelaskan harga jual petani terhadap gabah juga sempat berada di bawah harga pokok penjualan (HPP) pada saat panen raya pada Maret dan April 2024. Dia menyebut petani baru memperoleh kenaikan pada panen bulan Mei.

"Harga jual di petani saat panen raya pada Maret dan April 2024 itu masih di bawah HPP Rp 6.000, yaitu petani jual Rp 5.000 sampai Rp 5.700. Saat ini bulan Mei selesai panen raya harga kembali naik di atas HPP, dengan harga di petani Rp 6.100 sampai Rp 6.500,"

Dia menjelaskan pengawasan ini mesti dilakukan sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjaga keseimbangan harga beras dari hulu sampai hilir. Dia juga menyebut pengecekan ke penggilingan, pelaporan penyerapan gabah atau beras dan ketersediaan stok beras ini melalui aplikasi yang ada di wilayah Kabupaten Sidrap.

Dia pun mengungkap, dari hasil monitoring, produksi beras premium mencapai 60 persen dan beras medium 40 persen. Kemudian hasil produksi ini dijual ke Makassar, Papua, Kalimantan, dan Sulawesi Utara.

"Stok yang tersedia di gudang 800 ton pecah kulit dan 30 ton beras premium siap jual. Lalu, jual beras premium di penggilingan harga Rp 13.200 dan beras medium Rp 12.100. Alat yang dimiliki saat ini berupa alat pengering 150 ton atau proses 17 jam, dan alat proses menjadi beras dengan daya tampung 80 ton proses 16 jam," ucapnya.




(idn/idn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork