Polemik Kampung Susun Bayam Bikin Syok Warga-Bocah Sakit, Ini Kata JakPro

Polemik Kampung Susun Bayam Bikin Syok Warga-Bocah Sakit, Ini Kata JakPro

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Kamis, 23 Mei 2024 18:32 WIB
Pengosongan Kampung Susun Bayam diwarnai kericuhan membuat warga syok hingga anak-anak drop. JakPro selaku pengelola Kampung Susun Bayam memberi penjelasan. (Fawdi/detikcom)
Foto: Pengosongan Kampung Susun Bayam diwarnai kericuhan membuat warga syok hingga anak-anak drop. JakPro selaku pengelola Kampung Susun Bayam memberi penjelasan. (Fawdi/detikcom)

Warga Sebut Bocah Terimbas Ricuh

Pengosongan Kampung Susun Bayam berdampak negatif pada anak-anak. Warga mengatakan banyak bocah menangis, syok, hingga jatuh sakit karena kericuhan saat pengosongan Kampung Susun Bayam.

Salah seorang warga yakni Santi Kepo (32) mengatakan dua orang anaknya yakni El dan Mentari menjadi syok hingga trauma karena kejadian kericuhan itu. Bahkan anaknya Mentari yang masih berusia 3 tahun sampai demam hingga muntah usai kericuhan antara warga dengan aparat gabungan di Kampung Susun Bayam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mentari semalem muntah panas sakit, muntah panas," kata Santi di lokasi hunian sementara (huntara) warga Kampung Bayam di huntara, Rabu (22/5).

Pengosongan Kampung Susun Bayam diwarnai kericuhan membuat warga syok hingga anak-anak drop. JakPro selaku pengelola Kampung Susun Bayam memberi penjelasan. (Fawdi/detikcom)Seorang ibu menceritakan anaknya mengalami trauma karena ricuh pengosongan Kampung Susun Bayam. (Fawdi/detikcom)

Santi menjelaskan anak-anaknya masih takut dan trauma bahkan saat melihat orang yang mengenakan seragam. Karena itu Santi berharap dirinya bisa tinggal secara layak dan tanpa intimidasi, tidak seperti saat tinggal di Kampung Susun Bayam dekat JIS.

ADVERTISEMENT

Warga lain yakni Suparmiyati (39) mengaku tidak ikhlas dengan perlakuan aparat gabungan terhadap warga Kampung Susun Bayam apalagi kepada anak-anak. Menurut Suparmiyati anaknya yakni Galang yang belum berusia 5 tahun juga menjadi syok dan trauma saat pengosongan terjadi.

"Galang nangis, ya ngga nangis lagi, sampai gigit jarinya karena ketakutan. Si Galang ini kalau tidur ngigo jadi saya peluk terus dia demam juga karena kaget ngga bisa lihat kasar begitu jadi anak-anak banyak yang syok. Saya ngga ikhlas ngga ridho lahir bathin dunia akhirat anak-anak diginiin," kata Suparmiyati.

Warga lainnya, Yuli (25), mengungkap banyak anak-anak trauma hingga demam usai kericuhan antara aparat gabungan dengan warga Kampung Susun Bayam pada Selasa (21/5) kemarin. Dia mengatakan pengosongan Kampung Susun Bayam diwarnai kericuhan yang membuat warga syok.

"Suasana kemarin bener-bener tegang bikin syok, posisi dari sarapan tiba-tiba diteriakin pakai toa, rumah berantakan, kita semua ke bawah, nasi udah dibuat sampai basi," kata Yuli.

"Sehabis itu anak-anak trauma banyak yang demam. Ada juga mbak Mera tadinya di rumah, karena syok terus ngedrop jadi dibawa ke RS, denger-denger ke Sulianti Saroso, infonya sih sakit tipes," sambungnya.

Menurut Yuli situasi di Kampung Susun Bayem semakin menegangkan bahkan kericuhan antara warga dengan aparat gabungan tak terhindarkan. Kondisi itu diperparah dengan terbatasnya jumlah laki-laki yang bisa membela diri.

Warga Kampung Susun Bayam akhirnya kembali ke huntara setelah lebih dari setahun hunian sementara itu mereka tinggal.


(jbr/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads