Polisi menangkap pengamen yang melakukan penusukan terhadap pria bernama Juanda di Puncak, Bogor, Jawa Barat. Pelaku kini masih diperiksa polisi di Polsek Cisarua.
"Betul, soal pengungkapannya salah satu diduga tersangka satu orang tertangkap, satu (pelaku) masih DPO, masih dicari. Iya, pelakunya anak punk," kata Kapolsek Cisarua Kompol Eddy Santosa saat dimintai konfirmasi, Rabu (22/5/2024).
Eddy belum mengungkap detail identitas pelaku, di mana dan kapan penangkapan. Menurutnya, kasus tersebut masih dikembangkan karena masih ada pelaku yang masih buron.
"Iya (sudah ditangkap). Kita masih pengembangan, masih cari pelaku utamanya," ucapnya.
Dihubungi terpisah, korban bernama Juanda menyebut salah satu pelaku yang ditangkap berinisial MF. Pelaku merupakan pengamen yang datang ke lokasi kejadian bersama pelaku lainnya.
"Satu orang pelakunya sudah ditangkap, iya yang namanya Muhamad Firdaus. Tapi yang pelaku utamanya ada lagi, badannya agak besar," kata Juanda kepada detikcom.
Sebelumnya, pengacara bernama Juanda asal Bekasi menjadi korban penusukan saat makan di warung sate kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Pelaku diduga tak terima ditegur korban yang memaksa meminta uang.
Juanda menyebutkan peristiwa terjadi ketika ia dan istrinya sedang makan di warung sate Jl Raya Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, pada Kamis (16/5) sore. Menurutnya, pelaku berjumlah dua orang berpenampilan anak punk.
Istri korban saat itu sudah memberikan uang. Namun, menurutnya, pelaku meminta uang dengan cara kurang sopan.
"Nah, yang ketiga ini anak punk, ini istri saya kan enggak empati, karena apa? (Pengamen) mintanya di kuping, tapi saya kan nggak tahu lagi telepon, itu keterangan istri saya, mintanya di kuping. Terus dikasihlah Rp 2.000 sama istri saya. Iya ngomongnya di deket kuping istri saya, jadi jatuhnya bukan ngamen kalau begitu yah, itu malak yah," kata Juanda saat dihubungi wartawan, Rabu (22/5).
Korban Tegur Pelaku
Juanda kemudian melihat pelaku memaksa meminta uang ke pengunjung lain yang duduk di sebelahnya. Pelaku ternyata tak terima hingga menganiaya korban.
"Terus pengamen ini ke pengunjung sebelah saya, dia (pengunjung) sudah minta maaf tiga kali (karena nggak kasih uang). Itu saya lihat pengamennya ngomong mintanya di kuping, paling lima senti dari kuping," cerita Juanda.
"Terus timbul kan naluri manusia kita, saya bilang (tegur) 'Mas jangan dipaksa, mungkin dia tidak punya uang'. Itu pun dengan intonasi (suara) rendah, saya juga kan sadar di lagi di kampung orang," imbuhnya.
Simak juga 'Saat Pria di Banyuasin Tewas Ditikam OTK, Luka Tusuk di Dada':
(fas/fas)