PGI Ngeluh PTN Berlomba Terima Maba Jalur Mandiri: Orientasi Profit

PGI Ngeluh PTN Berlomba Terima Maba Jalur Mandiri: Orientasi Profit

Astrid Meishella - detikNews
Rabu, 22 Mei 2024 17:24 WIB
Rapat Komisi X DPR dengan perwakilan PGI
Rapat Komisi X DPR dengan Perwakilan PGI (Astrid Meishella/detikcom)
Jakarta -

Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) mengeluhkan sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) yang berlomba-lomba mencari mahasiswa baru (maba) melalui jalur mandiri. PGI menilai fenomena itu sangat kental dengan orientasi profit.

Hal tersebut disampaikan perwakilan PGI, Yafet Yosafet Wilben Rissy, dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi X DPR RI, Rabu (22/5/2024). Ia menyebutkan ada dugaan penerimaan mahasiswa tanpa batas yang dijadikan ladang profit bagi perguruan tinggi.

"Orientasi profit menjadi sangat-sangat kental, apa yang menjadi itu adalah dasar masalah kita hingga saat ini. Akibat lanjutannya, PTN ibarat seperti perusahaan yang mengelola perusahaan yang melakukan produksi masal dan mengabaikan kualitasnya," kata Yafet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebutkan ada aturan supaya perguruan tinggi tak mengalami defisit. Lantaran mengedepankan keuntungan atau profit, perguruan tinggi lantas membuka pendaftaran bagi mahasiswa baru seluas-luasnya namun mengesampingkan kualitas.

"Yang lebih parah lagi akibat daripada orientasi profit dan tidak boleh defisit karena itu diwajibkan oleh Permenristekdikti oleh peraturan Menkeu. Perguruan tinggi negeri berlomba-lomba menerima mahasiswa, bergelombang-gelombang tanpa batas bahkan sampai bulan September dan Oktober pun masih menerima dengan jalur mandiri," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Menyoroti hal tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mengatakan pembahasan mengenai jalur mandiri sebenarnya sempat didiskusikan oleh pihaknya. Waktu itu, menurut dia, Komisi X sempat memberikan rekomendasi agar perguruan tinggi berfokus pada penerimaan mahasiswa jalur undangan dan tes tulis.

"Dulu kami pernah membuat Panja perguruan tinggi itu, di dalam Panja pendidikan tinggi itu kita sudah memberi rekomendasi seperti perguruan tinggi negeri tidak boleh membuka jalur mandiri sampai berbulan-bulan supaya fokus kepada penerimaan mahasiswa yang undangan, yang seleksi dan sebagainya," ujar Dede Yusuf.

Ia mengatakan rekomendasi itu dikeluarkan supaya mahasiswa yang belum menempuh pendidikan bisa mengalihkan pembelajarannya ke perguruan tinggi swasta. Hal ini di tempuh agar adanya keseimbangan mahasiswa antara PTN dan PTS.

"Jalur mandiri itu kita kurangi bahkan tidak boleh melebihi sekian persen saya lupa. Jadi tidak boleh mengejar daripada student body. Tujuan untuk berbagi dengan perguruan-perguruan tinggi swasta," ujar Dede.

Dede menyebutkan ketidakseimbangan mahasiswa antara PTN dan PTS turut memberikan dampak bagi perguruan tinggi. Ia mengatakan fenomena yang sekarang, PTN justru didominasi kalangan menengah ke atas, sedangkan PTS didominasi mahasiswa menengah ke bawah.

"Dan tadi kita lihat cerita orang masuk perguruan tinggi negeri karena terjangkau dan murah, orang masuk perguruan tinggi swasta karena dilihat ada kelebihan dari lain lainnya. Sekarang kan kebalik, yang kaya masuk PT negeri, yang kurang mampu masuknya ke swasta. Konsep ini harus kita ubah," imbuhnya.

(dwr/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads