Polisi: Wanita Tewas dalam Selokan Bekasi Kabur Saat Berobat di RSJ

Polisi: Wanita Tewas dalam Selokan Bekasi Kabur Saat Berobat di RSJ

Wildan Noviansah - detikNews
Selasa, 21 Mei 2024 17:41 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi jenazah (Foto: dok. detikcom)
Bekasi -

Wanita berinisial E (37), yang ditemukan tewas dalam selokan Jalan Ir Juanda, Bekasi, diduga punya gangguan jiwa. Korban kabur saat berobat di rumah sakit jiwa (RSJ) di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur.

"Iya, diduga (korban mengalami gangguan kejiwaan). Keterangan keluarga korban, hari Kamis tanggal 16 Mei, kakak ipar mengantar korban ke RSJ di Pondok Kopi untuk berobat. Pada saat mengambil obat, si korban melarikan diri. Terus kemudian dikejar, cuma nggak dapat, nggak tahu lari ke mana," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus saat dihubungi, Selasa (21/5/2024).

Saat itu keluarga sempat mencarinya, tapi korban tidak ditemukan. Empat hari setelahnya, pada Senin (20/5), korban ditemukan tewas dalam selokan di Bekasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dicari keluarga, tapi tidak dapat, hari Senin ditemukan di dalam parit dalam keadaan tidak bernyawa," ujarnya.

Bukan Korban Pembunuhan

Polisi mengungkap temuan di balik kasus seorang wanita berinisial E (37) yang tewas di selokan Jalan Ir Juanda, Bekasi. Diduga korban meninggal bukan karena dibunuh.

ADVERTISEMENT

"Iya benar seperti itu (tidak ada dugaan pembunuhan)," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus saat dihubungi, Selasa (21/5/2024).

Dari rekaman CCTV dan saksi di lokasi, sebelum ditemukan tewas, korban berjalan sendirian di lokasi. Korban berjalan dengan kondisi lemas dan sempoyongan lalu terjatuh ke parit.

"Hasil penyelidikan, korban inisial E jalan kaki sendirian mendekati parit kemudian jatuh dalam parit sesuai rekaman CCTV di sekitar TKP. Dikuatkan dengan keterangan saksi yang berjualan menggunakan gerobak tidak jauh dari TKP, melihat korban berjalan sendirian dalam keadaan lemas dan sempoyongan," jelasnya.

Namun belum diketahui pasti penyebab pasti kematian korban. Pihak keluarga, lanjut Firdaus, menolak untuk dilakukan autopsi terhadap korban.

"Penyebab kematiannya memang harus kita autopsi. Berhubung keluarga korban keberatan dan dibuatkan surat pernyataan keberatan autopsi makanya kita nggak lakukan autopsi," tuturnya.

(wnv/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads