Pembunuh pria terbungkus kain sarung di Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, ternyata beraktivitas seperti biasa setelah beraksi. Polisi menuturkan pria berinisial FA (23) tersebut juga mencoba bersikap tenang dan tak melarikan diri.
Seperti diketahui, FA membunuh pamannya sendiri, yakni AH (31), lantaran sakit hati dimarahi. FA sehari-hari bekerja di warung kelontong milik AH.
"Setelah kejadian pun masih jualan seperti biasa dia," ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Titus menyebut pelaku sempat membuat skenario palsu. Kepada penyidik, pelaku sempat mengaku korban memiliki perselisihan dengan orang lain terkait masalah utang piutang.
"(Pelaku) nggak (kabur). Dia bikin alibi bahwa dia orang terakhir yang bertemu dengan si korban. Kemudian (pelaku buat skenario) si korban itu ada permasalahan dengan orang lain. Jadi dia membuat pengalihan," kata Titus.
Namun Titus mengatakan pihaknya tak percaya begitu saja pada pengakuannya. Hingga akhirnya polisi menemukan sejumlah petunjuk tambahan.
"Begitu kita dapat petunjuk-petunjuk yang mengarahkan dia sebagai pelaku, baru kita interogasi lebih dalam," ujar Titus.
Sebagaimana diketahui, korban dibunuh di warung Madura miliknya, Kampung Dukuh, Ciputat, Tangerang Selatan, pada Jumat (10/5), pukul 16.00 WIB. Jasad korban selanjutnya dimasukkan ke sarung sekitar pukul 21.00 WIB.
Adapun saat ini pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
Motif Sakit Hati
Titus mengungkap motif pembunuhan adalah sakit hati pelaku. FA, yang merupakan keponakan korban, mengaku sakit hati karena kerap dimarahi korban.
"Kalau motifnya itu dia sakit hati, pelaku ini kan masih keponakan, dia kerja bareng sama si korban jaga toko Madura itu," kata Titus.
Lihat juga Video 'Dendam Sering Di-bully, Remaja Tikam Teman Sekolah 28 Kali di Mamuju':
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Diketahui, korban merupakan warga asal Sumenep, Jawa Timur. Korban sebelumnya memboyong pelaku dari kampung halaman ke Pamulang, Tangsel, untuk membantu berjualan di warung Madura milik korban.
"Jadi dia itu sering dimarahi. Itu kan tokonya 24 jam. Dia kayak merasa sudah kerja bagus, kayak tidur subuh-subuh dibangunin, 'Kalau kerja lu tidur aja, jangan di sini', begitu beberapa kali," ujar Titus berdasarkan keterangan pelaku.
Titus menjelaskan detik-detik sebelum pembunuhan, pelaku mengatakan kain sarungnya ditarik oleh korban. Yudho menyebutkan pelaku kembali kena marah oleh korban.
"Kayak ditarik sarungnya, terus dimarahin pakai bahasa Madura, kurang lebih intinya, 'Kalau kamu di sini cuma tidur-tidur, ngapain di sini? Pergi saja, pulang lagi ke kampungmu lah'," terang Titus.
![]() |
Lihat juga Video 'Dendam Sering Dibully, Remaja Tikam Teman Sekolah 28 Kali di Mamuju':